Tujuh Orang Tewas Akibat Gempa Yang Mengguncang Jawa Timur, Pasutri Tertimpah Batu Besar

oleh -227 Dilihat

JAKARTA – Kemarin, Sabtu 10 April 2021 Gempa Bumi mengguncang Jawa timur sekitar pukul 14:00 WIB

Menurut info Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa berpusat di 90 Km Barat daua Kabupaten Malang, kedalaman 25 Km dan bermagnitudo 6,1

Gempa bumi yang terjadi mengakibatkan ratusan bangunan rusak dan korban jiwa.

Foto : gempa jawa timur

Sekretaris BPBD Jatim Erwin Indra Widjaja mengatakan bahwa hingga Sabtu, pukul 20.00 WIB, terlaporkan tujuh orang dinyatakan meninggal dunia akibat gempa ini.

Empat di antaranya adalah korban dari Kabupaten Lumajang, dan tiga lainnya dari Kabupaten Malang.

Selain itu ratusan bangunan rusak.

“Yang masuk ke kami hingga malam ini ada tujuh orang meninggal dunia. Empat dari Lumajang, tiga dari Malang. Yang di Malang, dua di antaranya sudah dimakamkan,” kata Erwin.

Empat korban meninggal dari Lumajang yaitu Ahmad Fadholi, alamat Desa Tempurrejo, Kecamatan Tempursari.

Kemudian Sri Yani (46), warga Desa Tempurrejo, Kecamatan Tempursari; Juwanto, warga Desa Kaliuling Kecamatan Tempursari dan H Nasar alias H Amin warga Desa Kaliuling, Kecamatan Tempursari.

Dari empat korban meninggal asal Lumajang terdapat pasangan suami istri.

Mereka adalah Ahmad Fadholi dan istrinya, Sri Yani. Keduanya menjadi korban longsoran material batu di kilometer 56, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.

Tidak banyak informasi yang diperoleh saat pasutri itu tertimpa batu.

Hanya saja diperkirakan saat gempa terjadi sejumlah bebatuan dari atas bukit runtuh.

Hingga akhirnya, batu berdiameter 2 meter jatuh hingga mengenai dua orang itu saat melintasi jalan perbukitan Piket Nol.

Saat kejadian, Ahmad Fadholi langsung meninggal di tempat.

Badannya dan motor terjepit batu raksasa.

Sedangkan istrinya, Sri Yani mengalami luka-luka di badan.

Saat itu, warga bersama pengendara yang lewat langsung menolong mereka.

Sang suami dibawa ke Ruang Jenazah RSUD Pasirian, sedangkan istrinya dilarikan ke RSUD Dr Haryoto.

Sayangnya, meski tim medis sudah memberikan perawatan, nyawa Sri Yani tak tertolong.

“Iya benar, istrinya juga meninggal barusan,” kata Joko Sambang, Kabid Kedaruratan dan Rekotijensi BPBD Kabupaten Lumajang.

Sedangkan tiga orang warga Kabupaten Malang yang meninggal dunia semuanya dari Kecamatan Ampelgading.

Kabid Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Sadono Irawan menerangkan Ampelgading merupakan wilayah yang berbatasan dengan Lumajang.

Foto : gempa jawa timur

Identitas korban meninggal adalah Imam seorang ODGJ (orang dengan gangguan jiwa), warga Desa Sidorenggo.

Selanjutnya, Munadi (70), warga Desa Wirotaman dan Misni (53), warga Desa Tamanasri.

Ketiga korban meninggal tersebut telah dikebumikan di tempat pemakaman desa setempat.

Sampai dengan pukul 19.00, BPBD Kabupaten Malang melaporkan ada 13 rumah rusak berat akibat gempa yang cukup dahsyat tersebut.

“Rumah rusak ringan sebanyak 136 unit dan rumah rusak sedang sebanyak 24 unit,” kata Sadono.

Tak hanya itu, 14 rumah ibadah, sembilan sekolah dan tiga fasilitas kesehatan dilaporkan mengalami kerusakan.

“BPBD Kabupaten Malang menurunkan TRC (Tim Reakai Cepat) untuk assessment. Kami melakukan koordinasi lintas sektor. Pendirian posko tanggap darurat juga kami lakukan,” beber Sadono.

Sekretaris BPBD Kabupaten Malang Bagyo Setiono menambahkan ada dua orang yang mengalami luka ringan di Kecamatan Ampelgading.

Korban luka-luka telah mendapat pertolongan medis dari BPBD Kabupaten Malang.

Bagyo juga menerangkan para warga saat ini memilih mengungsi ke rumah saudara terdekat yang dianggap aman.

“Warga sepakat mengungsi ke rumah saudara dan tetangga terdekatnya masing-masing, sekaligus dengan kebutuhan makanannya,” terang Bagyo.

Kata Bagyo, BPBD Kabupaten Malang akan memberikan bantuan kepada warga.

“Bantuannya masih kita koordinasikan dengan tim kami. Saat ini tim kami bergerak untuk memonitor dampak gempa tadi,” tutup Bagyo.

Turunkan tim

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan keprihatinannya.

Sebab gempa yang terjadi siang hari kemarin menyebabkan banyak kerusakan bangunan dan juga jatuhnya korban jiwa.

“Saat terjadi gempa saya sedang ada di Islamic Center Surabaya. Satu gedung merasakan memang ada getaran. Ternyata episentrumnya di barat daya Kabupaten Malang, jaraknya ratusan kilometer, tapi cukup terasa dari saya berada,” kata Khofifah.

Ia pun langsung berkoordinasi dengan BPBD Jatim, Bupati Malang, Bupati Lumajang dan Bupati Blitar. Pasalnya tiga daerah itu yang mengalami dampak gempa cukup parah.

“Kita sudah mengirimkan tim untuk turun langsung ke titik-titik yang mengalami dampak parah. Agar segera dilakukan pengamanan, dan juga evakuasi. Ada tim dari BPBD kabupaten kota, juga dari provinsi yang kini ada di lokasi-lokasi terdampak untuk tanggap kebencanaan,” tegas Khofifah.

Tidak hanya itu, Tim BPBD Provinsi Jawa Timur bersama bupati setempat juga berencana mendirikan tempat-tempat pengungsian bagi korban yang mengalami kerusakan bangunan yang berat.

Area pengungsian ini dikoordinasikan langsung oleh masing-masing bupati yang daerahnya terdampak.

Secara khusus ia juga mengimbau pada masyarakat untuk selalu waspada, namun tidak takut berlebihan.

Kewaspadaan harus dilakukan guna mengantisipasi jika ada gempa susulan.

Berdasarkan informasi BMKG, gempa ini termasuk gempa menengah dan disebabkan karena aktivitas subduksi.

Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Pasutri Tertimpa Batu Raksasa, Tujuh Orang Tewas Akibat Gempa yang Guncang Jatim

Yuk! baca berita menarik lainnya dari SULUT AKTUAL di GOOGLE NEWS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.