BITUNG – Pembangunan Jalan Tol Manado-Bitung, sangat berdampak besar pada perubahan ekosistem lingkungan di Kota Bitung.
Pasalnya ‘mega proyek’ itu berperan besar dalam perubahan topografi yang terjadi saat ini di Kota Cakalang.
Perubahan topografi di Bitung bak pedang bermata dua, sebab mesi berdampak positif bagi perekonomian warga, namun pembangunan tol yang banyak merubah struktur permukaan tanah itu, juga membawa bencana bagi masyarakat.
Sejumlah daerah seperti Kakenturan I, Kakenturan II hingga sebagian wilayah Parigidolong yang sebelumnya tak pernah banjir harus kebanjiran akibat pembangunan tol yang melintasi Kecamatan Maesa.
Bahkan di Kecamatan Aertembaga tepatnya di Kelurahan Pateten I yang menjadi langganan banjir, kondisinya semakin parah, sebab banjir yang terjadi belakangan ini sudah mencapai dada orang dewasa.
Kepala Bidang SDA PUPR Bitung, Rizal Sompotan, ST, MM saat diwawancarai Rabu (3/11/2021) mengatakan memang setiap pembangunan pasti memberikan dampak pada lingkungan.
“Apalagi pembangunan tol ini melintasi seluruh wilayah di Bitung, sehingga jelas memberikan kontribusi bersar terhadap perubahan lingkungan di Bitung,” ujarnya.
Ia mengatakan sejak pembangunan tol dimulai hingga saat ini, topografi di Bitung sudah banyak berubah, terutama pada jalur-jalur air.
“Sebab dari kajian sebelum adanya pembangunan tol, ada sembilan jalur air di Bitung. Namun setelah dibangunnya tol, jalur air sudah menjadi 13,” ujarnya.
Sehingga tambahnya, ini yang menyebabkan lucuran air tak terkendali dikalah hujan deras sebab selain sejumlah saluran rusak, pembangunan tol ini juga mengubah jalur air dan melucur tidak dalam saluran hingga berdampak pada daerah yang sebelumnya tak pernah menjadi jalur air dilalui air dan menyebabkan banjir
“Memang solusinya adalah kita harus kembali menata masterplan dan melakukan studi lokasi di tempat yang menjadi jalur-jalur air, kemudian dibangun saluran baru” ujarnya.
Untuk itu, lanjut dia pihaknya harus menunggu jalan tol selesai dibangun baru kembali melakukan penataan masterplan dan pembangunan kembali saluran di jalur-jalur air yang tercipta akibat perubahan topografi dari pembangunan tol.
“Pihak pengerja tol, juga sudah berjanji akan membuat saluran air yang nantinya terintegrasi dengan saluran pembuangan air langsung kelaut di gerbang tol di Terminal Petikemas Bitung,” tandasnya. (DRP)