BKKBN Ditopang MPR RI Konsisten dan Terukur Cegah Stunting

oleh -515 Dilihat
Wakil Ketua MPR RI Sjarifuddin (kanan) menerima audiensi Kepala BKKBN Hasto Wardoyo.
MANADO-Kepala BKKBN Dr (HC) dr Hasto Wardoyo SpOG(K) melakukan kunjungan audiensi dengan Wakil Ketua MPR Dr Sjarifuddin Hasan SE MM MBA terkait Sinergi Kebijakan dan Program Penurunan Stunting di Cianjur dan Bogor.
Sjarifuddin menegaskan, pihaknya sangat mendukung BKKBN dalam upaya percepatan pencegahan stunting apalagi di daerah Bogor dan Cianjur. Di mana daerah tersebut merupakan wilayahnya yaitu Daerah Pemilihan Jawa Barat III.
Upaya pemerintah untuk menekan tingginya angka stunting, sebut Sjarifuddin, harus dilakukan dengan konsisten dan terukur.
“Karena stunting berpotensi menurunkan SDM nasional,” ungkap Sjarifuddin pada acara kunjungan Kepala BKKBN di ruang kerjanya, di Kompleks Parlemen Gedung Nusantara III, Jakarta, Senin (15/2/2021).
Sementara itu, dokter Hasto menerangkan bahwa setiap tahun bayi yang lahir di Indonesia sekira 5 juta tetapi yang stunting mencapai 1,2 juta.
Waktu 4 tahun ke depan ini kita tidak hanya terpaku pada bayi yang sudah terlahir stunting. Tapi juga lebih banyak fokus pada mereka yang baru akan menikah, merencanakan kehamilan dan seterusnya, sehingga kita harus mampu mengawal mereka.
Calon Ibu diharapkan menyiapkan kondisi yang bagus jangan sampai seperti kurang gizi, anemia, kemudian juga memperhatikan jarak antar melahirkan atau spacing minimal 3 tahun.
“Peran bidan di desa sangat penting sebagai ujung tombak dari pendampingan kepada ibu hamil. Jumlah perempuan hamil setiap tahun di Indonesia sebanyak 5 juta orang, jumlah bidan yang terdaftar di Ikatan Bidan Indonesia (IBI) mencapai 450.000. Artinya, jika dihitung secara linear, maka jumlah bidan untuk mendampingi ibu hamil seperti memberi pengetahuan mengenai kehamilan yang sehat, sebenarnya sudah memadai,” ungkap dokter Hasto.
Saat ini, tercatat berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor mengklaim pihaknya tangani maksimal persoalan stunting dan gizi buruk.
Tahun 2019 lalu, angka stunting sudah ada di 0,0017 persen dengan sasaran 577.656 balita usia 0-59 bulan. Sedangkan berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur saat ini sedang fokus di 33 desa yang masuk dalam prioritas penanganan kasus stunting.
“Data dari Riskesdas (riset kesehatan dasar) serta SSGB (studi status gizi balita) tahun 2018, angkanya jauh menurun. Pada Riskesdas 2017 angkanya di kisaran 30 persen sekarang menjadi 26 persen,” tutup dokter Hasto.
(vhp)
Yuk! baca berita menarik lainnya dari SULUT AKTUAL di GOOGLE NEWS dan Saluran WHATSAPP
Baca juga:  Herwyn Malonda: Berhasilnya Pengawasan Bawaslu Tidak Hanya Ukuran Internal, Tapi Dampak Terhadap Masyarakat 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.