PALU — Perayaan Tahun Baru Imlek bagi warga keturunan China di Kota Palu , Provinsi Sulawesi Tengah tidak akan dilakukan secara meriah seperti tahun-tahun sebelumnya. Rangkaian agenda pun tidak akan menghiasi Imlek di kota Palu tahun ini.
Pasalnya, menurut Cik Fang, seorang keturunan Tionghoa yang tinggal di Kota Palu, menuturkan Imlek tahun ini akan dilaksanakan secara sederhana, mengingat kondisi pasca bencana gempa dantsunami menghantam kota tersebut beberapa waktu lalu.
“Perayaan Imlek tahun ini Tidak ada lagi pakai perayaan seperti adanya Tarian Barongsai, seperti tahun-tahun sebelumnya. Perayaam Imlek tahun ini akan dilakukan dengan banyak berdoa saja. ,” ujar Cik Fang, seperti yang dilamsir dari Antara, Senin (4/2/2019).
Menurutnya tahun ini perayaan Imlek akan lebih menonjolkan tentang empati, kepedulian warga Tionghoa kepada masyarakat pasca bencana yang telah menelan ribuan korban jiwa.
“Makanya, tahun ini kami banyak berdoa saja. Berdoa untuk kebaikan bersama, berharap kita bebas dari bencana, bangsa aman dan sejahtera,” katanya.
Warga Tionghoa akan memanjatkan doa dalam perayaan Imlek tahun ini, untuk korban bencana di Sulteng.
Selain itu, mereka juga akan mengumpulkan sumbangan suka rela dari sesama, yang kemudian hasilnya dibagikan kepada yang membutuhkan.
“Sumbangan yang sudah dikumpulkan akan digunakan untuk kegiatan sosial. Misalnya, digunakan untuk membantu anak-anak di panti asuhan dan lain sebagainya termasuk untuk saudara yang menjadi korban bencana,” ujarnya.
Sumber/ CNN Indonesia
