JAKARTA – Presiden Joko Widodo resmi memperkenalkan tujuh orang baru yang menjadi staf khusus presiden, Pada Kamis (21/11/2019) sore, di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.
Menariknya, ketujuh staf tersebut rata-rata usianya nggak lebih dari 36 tahun alias berasal dari kaum milenial, mereka yang terpilih memang memiliki catatatan sebagai anak muda yang aktiv di bidang sosial, kewirausahaan, bahkan memimpin sebuah perusahaan.
Presiden Jokowi berharap nantinya, mereka bisa membuat trobosan, inovasi, dan hal-hal baru dalam membantunya membangun negeri ini.
Siapa saja ke-7 milenial yang jadi staf khusus presiden tersebut? Ini dia profil singkatnya:
1. Putri Indahsari Tanjung
Banyak yang mengenal Putri Tanjung pasti karena sosok dari pengusaha sukses, Chairul Tanjung. Meskipun begitu, perempuan yang masih berusia 23 ini selalu menolak jika terus disangkut pautkan dengan ayahnya tersebut.
Di beberapa media, Putri selalu menceritakan bahwa dirinya sejak kecil sudah didik menjadi perempuan yang mandiri dan nggak bergantung pada orangtua.
Untuk itu, di umur 15 tahun Putri sudah membuat bisnis sendiri yang bergerak di bidang event organizer.
Kini, ia tercatat sebagai CEO dan Founder dari Creativepreneur dan Chief Business Officer Kreavi.
Putri yang merupakan lulusan dari Academy of Art University San Francisco ini juga aktif menjadi pembicara-pembicara di kegiatan bidang sosial dan kewirausahaan.
2. Adamas Belva Syah Devara
Siapa yang nggak tahu ruangguru? Yes, aplikasi berbasis layanan pendidikan atau bimbel tersebut memang banyak digunakan oleh pelajar-pelajar SMP maupun SMA saat ini dalam membantu memahami pelajaran di sekolah.
Nah, pendiri sekaligus CEO dari ruangguru itu ialah Adamas Belva Syah Devara atau yang lebih akrab dengan Belva.
Belva lahir di Jakarta, 30 Mei 1990 yang artinya kini berusia 29 tahun.
Ia merupakan lulusan S2 double degree di Harvad University dan juga Stanford University tahun 2016.
Di Harvard University ia mengambil jurusan Master of Public Administration (Kebijakan Publik). Sementara di Stanford University, ia mengambil jurusan Master of Business Administration (Bisnis Manajemen).
Di tahun 2011, Belva juga sempat magang di Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) lalu lanjut bekerja sebagai konsultan di McKinsey & Company.
3. Andi Taufan Garuda
Pria kelahiran 24 Januari 1987 ini tercatat sebagai SEO PT Amartha Mikro Fintek.
Andi merupakan lulusan Manajemen Bisnis ITB pada 2008 lalu melanjutkan studinya ke Harvard Kennedy Schooltahun 2015 – 2016 dan meraih gelar Master of Public Administration.
Atas inovasinya serta kepeduliannya di bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), ia berhasil mendapat berbagai penghargaan seperti Finalis IPA Social Innovations and Enterpreneurship (Solve) Award, Finalis Global Entrepreneurship Program Indonesia (GEPI), Penerima Ashoka Young Change Makers Awards, dan masih banyak lagi.
4. Angkie Yudistia
Angkie yang lahir pada 5 Juni 1987 ini merupakan penyandang tunarungu yang aktif di dunia sociopreneur. Ia merupakan CEO dari Thisable Enterprise.
Angkie merupakan finalis Abnang None mewakili Jakarta Barat pada tahun 2008 dan berjasil menjadi The Most Fearless Female Cosmopolitan di tahun yang sama.
Nggak hanya itu, di tahun 2010 ia menjadi duta Indonedia dalam acara Asia-Pacific Development Center of Disability.
Berbagai prestasinya tersebut membuat Angkie nggak hanya ditunjuk menjadi staf khusus, namun juga sebagai juru bicara presiden di bidang sosial.
5. Gracia Billy Mambrasar
Gracia Billy merupakan pemuda asal papua ini merupakan pendiri dari Kitong Bisa, LSM sosial yang bergerak di bidang Pendidikan Bahasa Inggris berbasis kewirausahaan.
Mulanya, LSM tersebut dibentuk untuk membantu pendidikan anak-anak Papua yang kurang mampu. Kini, Kitong Bisa sudah memiliki 9 pusat belajar.
Dirinya saat ini masih menempuh pendidikan S2 di Oxford University dan nantinya bakal melanjutkan pendidikan S3 di Harvard University.
Selain itu, Billy yang berusia 30 tahun ini juga merupakan direktur dari PT Papua Muda Inspiratif dan Duta Pembangunan Berkelanjutan Indonesia.
6. Ayu Kartika Dewi
Ayu sapaan akrabnya, adalah anak muda yang memiliki misi untuk merekatkan persatuan di tengah kebinekaan.
Berumur 36 tahun, ia merupakan pendiri dan mentor Lembaga Sabang Merauke 1000 Anak Bangsa untuk kembali.
Soal pendidikannya, Ayu mengambil studi jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi di Universitas Airlangga. Ia dinobatkan sebagai Mahasiswa Berprestasi Peringkat Pertama FE Unair selama 2 tahun berturu-turut.
Lalu, ia melanjutkan studi di Duke University, Amerika Serikat dengan beasiswa hingga mendapat gelar Master of Business Administration.
Sebelumnya, Ayu juga sempat bekerja sebagai staf di Unit Kerja Presiden (UKP4).
7. Aminuddin Maruf
Berumur 33 tahun, Aminuddin merupakan Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) periode 2014-2016.
Sebelumnya, Aminuddin juga pernah menjabat sebagai Ketua Biro Pemberdayaan Ekonomi.
Ia merupakan lulusan dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan melanjutkan S2 di Universitas Trisakti, Jakarta.
Presiden Jokowi berharap Aminuddin siap berkeliling ke pondok pesanteren untuk menebar gagasan inovasi baru untuk memajukan Indonesia lewat peran santri.
Itu dia ketujuh sosok yang siap membantu Presiden Jokowi untuk membangun bangsa. Nantinya, mereka bakal menjadi teman diskusi Presiden Jokowi dan diharapkan bisa memberi gagasan-gagasan baru yang pastinya out of the box untuk mengejar kemajuan zaman.
(SulutAktual.com / Tirza Rompas)