BITUNG – Jalan Tol Manado-Bitung masih jauh dari kata layak. Pasalnya selain kurangnya penerangan disejumlah titik, masih ada sebagian ruas jalan yang tidak dilengkapi tembok pembatas sehingga memungkinkan masuknya hewan ternak maupun gangguan lain dapat menyebabkan kecelakaan fatal.
Seperti yang terjadi Senin (28/3/2022) malam kemarin, sekitar 18.45 WITA, dimana sebuah mobil terlibat insiden kecelakaan di Tol Manado-Bitung, tepatnya di KM 32 diseputaran SMP 12, Bitung.
Kecelakaan tersebut disebabkan karena masuknya segerombolan kambing ditengah jalan, sehingga membuat pengendara kehilangan kosentrasi dan menabrak salah satu kambing hingga terjadi insiden.
Gilbert Makanoneng yang merupakan korban insiden kecelakaan di Tol Manado-Bitung mengatakan kejadian naas tersebut terjadi sekitar 18.45 WITA.

Dimana saat itu mobil yang dikendarainya berjalan dari arah Bitung menuju Manado. “Tiba-tiba pada KM 32 tepatnya diatas SMP 12 Bitung, ada segerombolan kambing yang berjumlah lebih dari lima, sudah berada ditengah jalan. Hal tersebut mengejutkan saya dan membuyarkan kosentrasi,” ujarnya.
Sebab lanjut dia jika ia melakukan pengereman jelas sangat beresiko karena mobil dalam keadaan melaju kencang sehingga ia pun menabrak salah satu kambing dan menyebabkan mobilnya hancur dibagian depan.
“Memang tak ada korban jiwa dalam insiden tersebut namun kedua anak saya yang masih kecil syok. Dalam insiden itu, penyakit jantung saya juga sempat kumat,” bebernya.
Ia mengatakan memang keadaan di KM 32 waktu itu sangat gelap dan tak ada penerangan sama sekali.
“Saya juga menyesalkan ketika kecelakaan, tak ada petugas jalan tol yang turun kelokasi dan melakukan pertolongan pertama, padahal sakit jantung saya sempat kumat, namun harus memaksa bawah kendaraan hingga ke gerbang tol Kauditan untuk mencari pertolongan,” ujarnya.

Gilbert juga menyesalkan respon pihak tol atas kecelakaan itu yang dirasa melempar tanggung jawab.
“Sebab ketika kami mempertanyakan kecelakaan ini, pihak tol terkesan lepas tanggung jawab dan menyalahkan pemilik hewan atas insiden itu. Padahal itu sepenuhnya tanggung jawab Jasa Marga selaku pengelola tol, yang tak menjamin keamanan pengendara,” tegasnya.
Karena lanjut dia, Tol merupakan jalan bebas hambatan, sehingga tak seharusnya ada kambing tengah jalan.
“Menurut keterangan anak-anak dilokasi yang menolong saya, kambing-kambing tersebut masuk dari pemukima ke jalan tol. Nah harusnya jika mau menjaga keselamatan pengendara, harusnya jalan tol harus memiliko pagar pembatas agar insiden seperti ini terjadi,” terang dia.
Ia pun mengaku mengalami kerugiaan jutaan rupiah karena insiden itu, sebab mobilnya hancur dan harus diperbaiki ditambah kedua anaknya mengalami trauma.
“Saya berharap Jasa Marga dapat bertanggung jawab atas insiden ini, jangan malah hanya lepas tangan,” tandasnya. (DRP)