SANGIHE – Fenomena gelombang pasang yang menghantam sejumlah wilayah di Provinsi Sulawesi Utara, patut diwaspadai masyarakat, terutama yang bermukim diwilayah pesisir.
Pasalnya akibat hantaman gelombang pasang pada Selasa (7/12/2021) silam, sedikitnya ada delapan rumah di Kecamatan Tahuna, Kabupaten Kepulauan Sangihe yang rusak.
Data yang dihimpun BPBD Sangihe, dari delapan rumah tersebut, satu mengalami kerusakan total, tiga rusak berat dan empat lainnya rusak ringan. Selain itu ada sekitar 16 rumah dipesisir yang berpotensi dihantam gelombang
Kepala BPBD Sangihe Wandu Labesi menjelaskan pihaknya telah melakukan penanganan terhadap korban banjir pesisir atau banjir rob di Kelurahan Santiago, Kecamatan Tahuna sejak Selasa (7/12/2021)
“13 Kepala Keluarga dan 45 jiwa sudah dievakuasi di tempat pengungsian dan telah ditangani oleh BPBD dan Dinsos Sangihe, termasuk diberikan bantuan berupa perlengkapan tidur, makanan serta minuman,” kata Labesi.
Dijelaskannya pula bahwa rumah warga yang rusak akibat banjir Rob akan diusulkan program rehabilitasi dan rekonstruksi kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
“Dimana usulan itu akan dibuat melalui proposal yang melampirkan rekomendasi Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara,” tandasnya.
Peringatan Dini Gelombang Pasang
Gelombang tinggi air laut diperkirakan masih berpotensi menghantam pesisir pantai wilayah kota Manado.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Manado Peter Eman yang dihubungi (8/12/2021) menyampaikan, menurut informasi yang diterima dari BMKG gelombang tinggi air laut masih akan terjadi hingga Kamis (9/12/2021).
“Untuk itu diharapkan masyarakat agar selalu waspada terutama yang tinggal didaerah pesisir,” tandasnya. (GIW)