Namun, penasihat senior itu juga mengatakan, pemerintahan Ghani sebelumnya telah membuat kesepakatan dengan Amerika Serikat (AS) untuk menyerah dengan damai dan mengundurkan diri.
“Pembicaraan ini sedang berlangsung ketika Taliban datang ke kota. Taliban memasuki kota Kabul dari berbagai titik, intelijen kami menafsirkan sebagai serangan agresif yang terus menerus,” ujar penasihat senior kepada CNN, Sabtu (21/8).
“Sejak lebih dari setahun lalu kami menerima laporan intelijen bahwa Presiden akan dibunuh jika terjadi pengambilalihan,” tambah pejabat itu.
Sementara itu, Wakil Presiden, Amrullah Saleh melarikan diri pada Minggu pagi. Amrullah menuju utara ke Lembah Panjshir. Banyak orang lainnya melarikan diri dari kompleks kepresidenan “tidak lama setelah terjadi baku tembak di luar istana. Orang-orang di kota itu panik dan banyak personel keamanan meninggalkan pos mereka,” ucapnya.
“Pada saat itu, tujuan kami adalah menyelamatkan kota dan warganya dari pertempuran di jalanan. Ini dipertahankan dan kesepakatan yang telah kami mulai negosiasikan yang berlanjut hari ini di tangan mantan kepala eksekutif Afghanistan Abdullah Abdullah dan mantan Presiden Hamid Karzai,” imbuhnya.
Sebelumnya, Ghani dikritik oleh banyak pihak karena meninggalkan Afghanistan di tengah kepungan Taliban.
Sampai saat ini kondisi Afghanistan masih dipenuhi oleh Taliban yang berpatroli di kota-kota. Sejumlah WNA mencoba melarikan diri. Namun, banyak di antara mereka yang berujung meninggal dan tak sedikit pula yang dikabarkan diculik saat mencoba melarikan diri. (GIW)