Warga Bitung Pertanyakan Proses Rekrutmen Staf Khusus : Jangan Bebankan APBD

oleh -393 Dilihat
Koordinator Staf Khusus Bitung, Petrus Tuange

BITUNG – Kisruh yang ditimbulkan oknum staf khusus berinisial DB alias Donli berbuntut panjang.

Pasalnya saat ini warga tak hanya menyoroti kelakuan nyeleneh Donly namun juga mempertanyakan mekanisme perekrutan staf khusus di Bitung, sehingga orang seperti DB bisa lolos.

Seperti yang diungkapkan salah satu tokoh muda, Rahmat Arif Suma. Ia mempertanyakan mekanisme perekrutan staf khusus di Bitung sehingga orang seperti Donly bisa diloloskan.

Padahal menurutnya, perekrutan staf khusus jika dilakukan tentu harus ketat, sebab mereka akan menjadi pemberi masukan pada wali kota mengenai kebijakan yang harus diambil.

“Jika orang seperti Donly bisa lolos dalam rekruitmen jelas akan menimbulkan pertanyaan besar, sebab belakangan ada upaya yang menggiring bahwa Donly memiliki gejalah gangguan kejiwaan. Jika demikian maka menimbulkan pertanyaan besar,” ujarnya.

Sebab tambah dia, rekruitmen staf khusus berdasarkan pengakuat Petrus Tuange selaku koordinator, sudah melalui tes psikologi, sehingga mustahil jika ODGJ bisa lolos.

Sehingga menurut Suma, hanya ada dua kemungkinan mengenai DB, pertama ia berpura-pura tidak waras untuk menghindari hukuman pidana dan sanksi moral, kedua tes psikologi yang dilakukan tidak benar sehingga ia bisa dinyatakan lolos.

Ia berharap kedepan Pemkot Bitung dapat melakukan kajian ulang mengenai staf khusus.

“Sebab insiden ini membongkar skandal yang cukup besar sehingga perlu ada kajian ulang apalagi, staf khusus digaji APBD dan jangan sampai membebani APBD,” tandasnya.

Sebelumnya Koordinator Staf Khusus Bitung, Petrus Tuange saat diwawancarai mengatakan meski belum dilakukan pemeriksaan kejiwaan terhadap DB, namun ia curiga Donly mengalami semacam gejalah gangguan kejiwaan.

“Karena dari hasil pertemuan dengan yang bersangkutan, seluruh jawaban yang diberikan ketika ditanya ngawur, dimana Donly bersikeras perbuatannya itu tidak melanggar hukum dan sah,” ujarnya.

Dasar ini yang membuat Tuange menyimpulkan bahwa Donly memiliki semacam gejalah gangguan kejiwaan.

Ketika disentil proses rekrutmen staf khusus harus melalui tes psikologi, Tuangen tak membantah hal tersebut.

Ia membenarkan sebelum diangkan menjadi staf khusus Donly juga telah melalui tes psikologi bersama anggota staf khusus lain.

“Namun memang saya curiga yang bersangkutan memiliki semacam gejalah gangguan kejiwaan,” tandasnya. (GIW)

Yuk! baca berita menarik lainnya dari SULUT AKTUAL di GOOGLE NEWS dan Saluran WHATSAPP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.