Ia berharap kepada semua pihak bisa lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan tidak mudah menyebarkan sesuatu yang belum jelas kebenaranya.
“Harapan kami, kita semua agar dapat lebih bijak dalam menggunakan sosial media. Agar tidak dengan mudah menyebarkan berita yang belum diketahui kebenarannya. Sehingga menimbulkan keresahan semua pihak yang belum tentu semuanya benar,” ujarnya.
Ia mengajak masyarakat untuk tidak ragu menerima vaksin Covid-19.
“Semoga semuanya segera ‘clear’ dan lekas baik-baik saja. Kami berharap agar masyarakat untuk tidak ragu dan tetap semangat untuk menjalankan vaksin. Ayo kita semangat VAKSIN!,” Dan kamipun akan bekerja lebih keras lagi untuk Karawang,” tulisnya lagi.
Sementara, Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana mengatakan, pihaknya akan mengambil sampel darah warga yang divaksin tersebut.
Dalam video tersebut, Cellica mengungkapkan sebenarnya terdapat tiga orang perempuan yang merupakan pegawai ritel moderen bahan bangunan.
“Saya tidak ingin ada terbentuk opini apa pun. Kita mengambil sampel darah, untuk memastikan antibodinya sudah terbentuk atau belum, urusan prosesnnya kita serahkan kepada ahlinya. Tadi kita ambil sampel darah Ipeh dan Rima, sementara Tari masih dalam keadaan syok,” katanya.
Ia mengimbau agar masyarakat untuk tidak menggulirkan opini-opini yang dinilainya melenceng.
“Setiap orang yang divaksin berhak bertanya kepada petugas medis,” katanya.
Selain itu, Cellica juga menyerahkan kasus tersebut kepada penyelidikan Polres Karawang.
Sementara itu, vaksinator Puskesmas Wadas, Maola Nurulshinta (53) merasa yakin jika dirinya menyuntikkan vaksin sesuai dengan prosedur.
Maola mengaku, saat menyuntikan ia menggunakan tehnik menekan dengan bagian bawah telapak tangan.
“Saya tarik dagingnya, lalu suntik. Kemudian kita tekan dengan telapak tangan. Saya yakin sesuai dengan prosedur yang ditentukan, bukan satu atau dua orang saya suntik, saya sudah suntik ratusan orang beberapa hari terakhir,” katanya
Saat ini Maola telah menyuntikkan vaksin ke lebih dari 8.000 orang.
“Bukan satu atau dua orang saya suntik, saya sudah suntik ratusan orang beberapa hari terakhir,” ungkapnya.
Sementara itu, vaksinator Puskesmas Wadas, Maola Nurulshinta (53) merasa yakin jika dirinya menyuntikkan vaksin sesuai dengan prosedur.
Maola mengaku, saat menyuntikan ia menggunakan tehnik menekan dengan bagian bawah telapak tangan.
“Saya tarik dagingnya, lalu suntik. Kemudian kita tekan dengan telapak tangan. Saya yakin sesuai dengan prosedur yang ditentukan, bukan satu atau dua orang saya suntik, saya sudah suntik ratusan orang beberapa hari terakhir,” katanya
Polres Karawang periksa enam orang kaitan viralnya video seorang wanita tengah divaksin oleh petugas kesehatan, ditusuk jarum suntik diduga tanpa ditekan bagian plunger bagian alat suntik.
“Jadi ada enam saksi yang telah kita periksa,” kata Kapolres Karawang AKBP Rama Samtama Putra kepada wartawan di sela vaksinasi keliling di Kecamatan Karawang Barat, Rabu (14/7/2021).
Rama mengungkapkan, keenam orang tersebut tiga tenaga kesehatan (nakes) dan tiga orang yang divaksin.
“Jadi saat ini masih pendalaman,” katanya.
Ia menyebutkan, polisi tengah berusaha mengungkap video tersebut apakah kejadian tersebut benar atau hoax .
Ia telah melakukan menginventarisir siapa yang menyebarkan dan mengupload.
“Kita ingin lebih dahulu pembuktian apakah video viral itu vaksin terinjeksi atau tidak,” katanya.
Pihaknya akan meminta bantuan ahli-ahli vaksin untuk mengungkap prasangka yang berada di video viral.
Saat ini, dikatakan Rama, kepolisian tengah fokus Standar Operasional Prosedur (SOP) yang digunakan vaksinator tersebut.
Pihaknya masih melakukan pendalaman dan nanti hasilnya disampaikan.(***)