BITUNG – Rambutnya sudah memutih, kulitnya pun keriput, namun dibalik itu semua, Ibrahim Yusuf (65) atau kerap disapa Aba, tetap semangat mengabdi dan melayani.
Ia merupakan Tenaga Harian Lepas (THL) di Bitung yang telah mengabdi sejak tahun 1978 hingga saat ini. Sayangnya pengabdian yang dilakukan Aba diusia senja harus kandas.
Sebab Aba merupakan salah satu THL yang harus dipecat karena dinilai tak layak saat seleksi wawancara. Padahal jasa dan pengabdiannya sebagai juru kunci di Pemkot Bitung sangat besar.
Karena dengan upah yang dibawah UMP Provinsi Sulawesi Utara, Aba harus bekerja 7 hari 24 jam, dimana sejak pagi hingga malam ia harus tetap siaga memenuhi semua kebutuhan dan menjaga gedung SH Sarundajang, yang menjadi simbol Pemkot Bitung, sebab nyaris seluruh hajatan utama digelar disana.
Diusianya yang sudah mencapai 65 tahun, Aba, sudah tak memiliki pilihan selain pasrah, sebab sudah tak memungkinkan dirinya melamar diperusahaan sebagai karyawan.
Kini Aba pun terancam tak mampu memenuhi kebutuhan sandang dan pangannya.
Saat bersapa dengan wartawan, Selasa (29/6) Aba terlihat ceria, meski dengan tatapan kosong. Ia berusaha menyembunyikan kesedihannya dibalik tawa khas.
Aba pun mengaku pasrah dan mengiklaskan semua yang dialaminya pada Sang Khalik. Ia pun mengaku tak memiliki penyesalan dalam hidupnya.
Ia bahkan mengaku bangga telah melayani dan mengabdi pada Kota Bitung selama 43 tahun, meski berakhir dengan tidak adil.
Meski kecewa, Aba tetap tegar melanjutkan hidupnya diusia senja. (***)
