TAHUNA -Kinerja Pos Searce And Rescue (SAR) Tahuna sejak Senin (19/04/2021) mendadak viral. Pasalnya upaya untuk menolong penjaga rakit yang menjadi korban hanyut ketika puncak badai Surigae berbuah kritikan dan tanggapan miring dari berbagai kalangan masyarakat Sangihe.
Pasalnya, upaya penjemputan/penyelamatan korban di rakit yang hanyut atas nama Indra Saebulang pihak Pos SAR ‘meminta’ uang sejumlah Rp 5,250 juta ke pemilik rakit. Dan bukti transfer uang tersebut belakangan viral di media sosial Facebook.
Seperti halnya salah satu akun Facebook atas nama Ade Tirana Pangandaheng mempertanyakan kinerjas Pos SAR Sangihe yang nyatanya memiliki Pos Anggaran tapi masih ‘meminta’ sejumlah uang untuk aktifitas penyelamatan korban. Bahkan dalam postingan tersebut Ade Tirana Pangandaheng berandai-andai bahwa bagimana nantinya bila ada korban bencana tapi orang susah. Padahal kapal yang digunakan untuk penyelamatam adalah kapal milik negara dalam hal ini Kementerian Perhubungan.
Terpisah Kepala Pos SAR Tahuna Steven Lumowa SIP ketika dikonfirmasi menyatakan bahwa dana tersebut dikirim pemilik rakit kepada saya melalui nomor rekening saya pribadi karena saya sebagai penjamin antara dua belah pihak dalam hal ini pemilik rakit dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II (KUPP) Tahuna sebagai pengelola KM Kanon Moon.
“Itu dana dari agen bos dari Indra untuk penggantian BBM kapal milik kanon moon dan saya selaku penjamin dari kedua belah pihak”, ujar Lumowa via pesan singkat WhatssApp.
Disinggung soal anggaran terkait Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) Pos SAR Tahuna Lumowa menyebutkan bahwa anggaran mereka ada tapi tidak untuk menyewa kapal.
“Kami memiliki anggaran tapi tidak untuk menyewa kapal..dan ini merupakan bentuk tanggung jawab dari agen pemilik rakit yang Indra naik”, imbuh Luwowa via WhatssAPP.
Seperti diketahui badai Surigae yang melanda Sangihe sepekan terakhir telah memporak-porandakan Kabupaten Sangihe mulai dari kerusakan rumah akibat pohon tumbang hingga Tower Telkomsel di Kampung Bira Kecamatan Tabukan Tengah, hingga putus dan hanyutnya rakit milik Melisa Liempepas yang dijaga Indra Saibulang.
(sam)