TAHUNA -Harga Eceran Tertinggi (HET) gula putih yang berkisar antara Rp 18 ribu-Rp 20 ribu/Kilogram (Kg) dipastikan akan segera berlalu. Hal ini seiring dengan masuknya pasokan jatah gula putih untuk bulan Mei-Juni 2020 di Gudang Dolog Tahuna belum lama ini yang mencapai sekitar 50 ton.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Perindustrian Perdaganan (Perindag) Daerah Sangihe Feliks Gaghaube melalui Kabid Perdagangan Ferra Massoara kepada sejumlah wartawan. Menurut Massoara gula putih tersebut masuk ke Sangihe via tol laut. “Saat ini jatah gula putih untuk bulan Mei-Juni 2020 sejumlah 50 ton sudah berada di Gudang Dolog Tahuna”, ungkap Massoara.
Dengan masuknya pasokan gula putih ini lanjut Massoara, pihak Perindag akan segera melakukan operasi pasar terkait dengan pemantauan HET gula putih. “Sesuai dengan Peraturan Kementrian Perdagangan terkait HET maka setiap kilogram gula putih ditetapkan Rp 12.500”, jelas Massoara lagi.
Untuk saat ini lanjut Massoara Disperindag sedang menyalurkan sekitar 1,5 ton gula putih di Pasar Tani dan Nelayan (Pastane) di Tahuna dengan harga Rp 12.500/kg. “Untuk wilayah lainnya akan segera didistribusikan namun dalam pengawasan Disperindag. Mungkin HET akan berubah disesuaikan dengan jarak distribusi dari kota Tahuna. Namun HET akan tetap dikontrol, dan dibatasi hingga Rp 13.000 sampai Rp 14.000/Kg untuk wilayah Kecamatan Manganitu Selatan hingga wilayah Kecamatan Kepulauan”, imbuh Massoara sambil menyatakan bahwa HET gula putih sekarang ini di Sangihe yang berkisar Rp 18.000-Rp 20.000/Kg masih dipahami karena pengusaha masih memasok gula putih di Manado dengan harga masih tinggi.
(sam)