Atas alias bos dari Kepala Laboratorium CV Yosiki Deasy Tuwo, Mr Ochiai merupakan pemilik buaya Merry.
Kini, buaya Merry dievakuasi setelah menerkam Deasy Tuwo hingga tewas.
Bukan hanya buaya Merry, Mr Ochiai ternyata memelihara hewan bernilai jual mahal, yakni ikan Arwana.
Selain itu, ada pula alat-alat pembibitan mutiara, seperti diberitakan Tribun Manado.
Mr Ochiai adalah bos dari perusahaan pembibitan mutiara di Ranowangko, Tombariri, Minahasa.
Ia bukan orang Indonesia, melainkan warga negara Jepang.
Sejak peristiwa buaya Merry menerkam Deasy Tuwo, Mr Ochiai pun menghilang.
Hingga kini, belum diketahui keberadaan Mr Ochiai itu.
Polisi pun masih melakukan pengejaran terhadap bos perusahaan pembibitan mutiara.
Pihak kepolisian setempat pun bergerak untuk mencari sang pemilik buaya.
Mereka berkoordinasi dengan pihak Polres Tomohon untuk mencari keberadaan Mr Ochiai.
“Kita masih melakukan pengejaran kepada pemilik buaya tersebut, sementara penyelidikan,” kata Kapolsek Tombariri Iptu Janjte A Untu, dikutip Tribun Jabar dari Tribun Manado.
Hingga buaya Merry dievakuasi Senin (14/1/2019), polisi masih mengejar Mr Ochiai.
Sekitar 20 orang dikerahkan saat evakusai buaya berbobot 600 kilogram itu.

Mulai dari tim BKSDA, hingga dibantu aparat TNI dan polri, serta pemerintah dan warga setempat.
Evakuasi buaya Merry ini pun menjadi ajang tontonan warga.
Pemangsa yang menewaskan Deasy Tuwo ini memiliki panjang lima sentimeter.
Untuk melumpuhkan buaya Merry, tim evakuasi membius kepala buaya.
Kemudian, mulut buaya Merry diikat menggunakan lakban setelah terlihat melemah.
Setelah itu, badan buaya Merry pun turut diikat.

Buaya Merry diketahui sudah dipelihari Mr Ochiai selama 25 tahun.
Kini, tim evakuasi berencana akan membawa buaya Merry ke Pusat Penangkaran Satwa Tasikoki.
Penangkaran tersebut berada di Kota Bitung.
Sumber: tribunjabar