JAKARTA – Calon wakil presiden Sandiaga Uno meminta masyarakat tidak mencemooh atau membully pernyataannya mengenai tempe setipis kartu ATM. Menurut dia, hal itu adalah pernyataan yang disampaikan masyarakat langsung kepada dirinya.
“Yang saya sampaikan itu adalah suara rakyat, kata demi kata itu yang disampaikan mereka,” kata Sandiaga di Glodok, Jakarta Barat, Selasa, 11 September 2018.
Sebelumnya, pernyataan tempe setipis ATM ramai diperbincangkan setelah Sandiaga melontarkan hal itu beberapa waktu lalu. Sandiaga mengatakan mendapat keluhan masyarakat soal kondisi ekonomi. Salah satunya dari seorang warga bernama Yuli di Duren Sawit.
“Tempe katanya sekarang sudah dikecilkan dan tipisnya udah hampir sama dengan kartu ATM. Ibu Yuli di Duren Sawit kemarin bilang, jualan tahunya sekarang dikecilin ukurannya,” kata Sandiaga Jumat pekan lalu.
Sandiaga tak menampik bila ungkapan tempe setipis ATM mungkin terkesan berlebihan. Namun, menurut dia hal itu merupakan ekspresi jeritan masyarakat. “Apakah ini hiperbolis? Mungkin, tapi itu yang disampaikan masyarakat, kita enggak boleh membully,” kata dia.
Menurut Sandiaga, munculnya cemoohan dari masyarakat membuktikan jurang sosial yang makin lebar. Masyarakat kelas menengah ke atas, kata dia, tidak bisa memahami kondisi masyarakat kelas menengah ke bawah. “Ini adalah diskoneksi antara pikiran kelas menengah ke atas dan apa yang dirasakan masyarakat menengah ke bawah,” kata dia.
Pernyataan Sandiaga soal ukuran tempe di tengah pelemahan rupiah terhadap dolar sebelumnya ramai diperbincangkan. Sejumlah pendukung calon presiden inkumben Joko Widodo menimpali pernyataan Sandiaga. Direktur Relawan Tim Sukses Koalisi Indonesia Kerja Maman Imanulhaq mengatakan pernyataan Sandiaga tak sesuai kenyataan. Di jagat maya berseliweran meme sindirian mengenai pernyataan tempe setipis ATM itu. “Saya sudah cek di warteg, tempe masih gede-gede betul,” kata Maman.
(sumber: TEMPO.CO)