Gaghana Terima Penghargaan Indeks Kelola 2019 Sekaligus Jadi Narasumber

oleh -123 Dilihat
Bupati Sangihe Jabes E Gaghana SE ME ketika menerima penghargaan Indeks Kelola tahun 2019 sekaligus tampil sebagai salah satu narasumber.

TAHUNA- Bupati Sangihe Jabes E Gaghana SE ME menerima langsung penghargaan Indeks Kelola Tahun 2019. Hal ini sendiri terjadi setelah Kabupaten Kepulauan Sangihe menjadi satu-satunya Kabupaten Kota yang menjadi perwakilan Provinsi Sulawesi Utara menerima penghargaan Indeks Kelola 2019, melalui penilaian Kinerja dan Efektivitas Pengelolaan APBD, pada kategori Outcome Bidang Pendidikan, oleh Kata Data Insight Center, di Djakarta Teather XXI, Kamis (28/11/2019) malam.

Selain menerima penghargaan, Gaghana juga menjadi salah satu narasumber pada diskusi panel. Gaghana memaparkan inovasi dalam memecahkan permasalah pada sektor pendidikan di Sangihe dengan kondisi wilayah kepulauan.

Bupati Sangihe Jabes Gaghana saat menjadi narasumber.
Bupati Sangihe Jabes Gaghana saat menjadi narasumber.

“Dalam konteks mengatasi pendidikan, ada beberapa arah kebijakan yang kami lakukan untuk mengejar target pendidikan yang berkualitas. Dari sisi infrastruktur, pemerintah daerah berusaha memenuhi ruang kelas dan ruang guru yang memadai, serta jumlah guru yang signifikan,” ungkap Gaghana.

Lanjut disampaikan Gaghana, di Sangihe pernah mengalami jumlah guru yang sangat rendah, karena sebelumnya tidak ada penerimaan CPNS dari pemerintah pusat.

“Dalam dua tahun terakhir ini karena banyak guru yang sudah pensiun, kami mengambil kebijakan dengan program Sangihe mengajar untuk wilayah sekolah di kepulauan melalui APBD,” jelas Gaghana.

Pada kesempatan itu, Gaghana juga menyampaikan selain tingkat kesulitan yang tinggi, ada regulasi pemerintah pusat yang perlu dievaluasi, seperti syarat untuk Guru menerima sertifikasi harus memenuhi standar jumlah jam mengajar sesuai aturan nasional, dalam seminggu jumlah jam mengajar harus 24-26 jam.

“Untuk wilayah Sangihe dengan jarak antar pulau yang cukup jauh, tentu standar jumlah jam mengajar sangat sulit disesuaikan oleh guru, maka dari itu kami berharap, jangan melihat Indonesia hanya Jakarta saja, namun dengan wilayah luas, sehingga harus ada kriteria untuk dipedomani dalam mengatasi problem seperti yang ada di daerah kepulauan,”ungkap Gaghana.

Meski demikian, Pemerintah Daerah tidak menyerah pada keadaan, namun ada berbagai terobosan seperti aksesbilitas transportasi ke wilayah wilayah pulau dengan menyisip pembiayan dari APBD, sehingga kunjungan dari pulau ke pulau dapat terfasilitasi.

“Selain itu, kami juga punya program untuk mengurangi angka putus sekolah, dimana sekolah tidak hanya melulusakn anak didiknya, namun kepala sekolah dan Gurunya harus mengantar muridnya dari SD ke SMP begitu juga ke SMA, sehingga ini dapat mendorong perubahan pada pendidikan dan perolehan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Sangihe cukup tinggi, di atas rata-rata,”imbuh Gaghana sambil berharap prestasi ini wajib menjadi motivasi untuk pengembangan.

(sam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.