MANADO — Asosiasi perusahaan alat kesehatan, GAKESLAB Indonesia dan KADIN Indonesia bersepakat mengambil tindakan nyata untuk membangun rantai pasok alat kesehatan dalam negeri untuk mendukung kemandirian alkes.
Hal ini dikemukakan Sekretaris Jenderal GAKESLAB Indonesia, sekaligus Wakil Ketua Komisi Tetap Bidang Kefarmasian dan Alat Kesehatan KADIN Indonesia, dr Randy H Teguh MM dalam acara Business Matching antara produsen/pemilik produk alkes dalam negeri dengan distributor, di Novotel Manado Golf Resort and Convention Center, Senin (8/5/2023).
Dikatakan Randy, 16 Maret 2023 lalu, KADIN Indonesia telah menyerahkan white paper (buku putih) kepada Kementerian Kesehatan RI, yang berisi beberapa rekomendasi penting untuk membangun kemandirian alkes, dan salah satu di antaranya adalah pentingnya membangun rantai pasok alkes dalam negeri melalui distributor daerah.
Ia juga mengatakan bahwa, sejak adanya dorongan kuat untuk beralih kepada produk alkes dalam negeri, banyak distributor alkes daerah yang kehilangan sebagian atau seluruh sumber penghasilannya, karena alkes impor yang biasa mereka salurkan tidak lagi dapat dibeli oleh Rumah Sakit Pemerintah setelah dibekukan (freeze) di dalam Katalog Elektronik alkes, sementara mereka tidak memiliki akses kepada produk pengganti yang telah diproduksi di dalam negeri.
“Pada saat yang sama, produsen alkes dalam negeri (khususnya yang berskala kecil dan menengah) juga mengalami kesulitan dalam membangun jalur rantai pasok untuk produkproduknya, apalagi sempat ada framing yang menyesatkan bahwa distributor merupakan penyebab mahalnya harga alkes dalam negeri sehingga Rumah Sakit pemerintah diarahkan untuk membeli langsung dari produsen,” katanya.
Lanjut Randy, Indonesia sebagai negara besar yang terdiri dari sekira 17,000 pulau serta dipisahkan oleh perairan, akan sangat mengandalkan perananan distributor untuk memeratakan penyebaran barang dan jasa secara cepat dan efisien. Bagaimana pun, pengiriman barang dalam jumlah kecil dari tempat yang jauh tidak mungkin lebih efisien daripada menggunakan jasa distributor setempat yang telah menyimpan stok produk dan siap melakukan layanan purna jual.
“Dari sisi produsen, kami memiliki kecemasan tentang kemampuan produk alkes dalam negeri untuk bersaing dengan produk alkes impor bila produk alkes impor bebas menggunakan distributor sementara keberadaan distributor untuk produk alkes lokal justru dianggap mengganggu,” jelasnya.
Randy juga mengatakan bahwa dari kacamata pemerintah daerah, tindakan sentralisasi rantai pasok merupakan tindakan yang kontraproduktif terhadap program pemerintah untuk melakukan pemerataan pendapatan dan harga (khususnya untuk produk stratejik seperti alkes). Selain itu, hal ini dapat menyebabkan terjadinya diskriminasi terhadap pasokan alkes secara tidak langsung, karena produsen alkes mungkin akan memilih untuk melayani Rumah Sakit yang masih dapat dijangkaunya secara efisien. Pada akhirnya, hal ini akan menimbulkan diskriminasi akses terhadap layanan kesehatan.
“Di sisi lain, pembangunan rantai pasok melalui distributor alkes dalam negeri akan menghidupkan ekonomi daerah, bukan saja melalui kegiatan distributor alkes, tetapi juga melalui bangkitnya industri pendukung lainnya. Kegiatan ini juga akan memberikan penghasilan berupa pajak kepada pemerintah daerah. Proses ini disebut efek berganda (multiplier effect) yang akan mempercepat pembangunan ekonomi daerah secara nyata,” tukasnya.
Randy juga mengatakan, pembangunan ekonomi daerah merupakan salah satu hal yang selalu diperjuangkan oleh KADIN Indonesia dan didukung oleh GAKESLAB Indonesia yang menaungi pengusaha alkes yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Kegiatan ini akan membuka kesempatan bagi produsen untuk bertemu dengan distributor di Indonesia Timur (Sulawesi, Maluku dan Papua). Kami melakukan proses seleksi untuk memastikan bahwa para pihak yang bertemu adalah pengusaha-pengusaha alkes yang memiliki kemampuan dan kredibilitas, sehingga rantai pasok alkes akan terbangun sesuai harapan,” papar Randy.
Ditambahkannya, dalam kegiatan Business Matching saat ini kami menggandeng 28 produsen alkes dari Jawa datang langsung bersama produksi alkes masing-masing.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sulut dr Debie Kalalo MSc PH mengatakan, kedepan pihaknya akan mengusulkan diterbitkannya Peraturan Gubernur Sulut terkait alkes, sambil menunggu Perda.
“Diharapkan juga dengan adanya kegiatan ini, akan ada peningkatan produsen di Sulut. Dan lewat pengadaan alkes dalam negeri, menjadi support yang luar biasa untuk ketahanan kesehatan di Sulut. Saya juga berharap kedepan ada industri pembuatan produk dalam negeri di Sulut,” tantang Kalalo.
Menanggapi hal tersebut, Ronald Pelealu ST Ketua GAKESLAB Indonesia Provinsi Sulut mengungkapkan, pihaknya sementara mempersiapkan diri khususnya persiapan perijinan dan sertifikat serta pelatihan bagi pelaku pembuatan produk dalam negeri di Sulut.
“Kami sementara berusaha dan berharap, produk dalam negeri ini akan dibuat di Sulut, rencananya kalau bisa dilaunching saat HUT Sulut,” kuncinya.(*/Ria)