TAHUNA – Ajakan Bupati Sangihe Michael Thungari agar masyarakat Sangihe beralih ke Gas terkait adanya pengurangan kuota Minyak Tanah (MT), menimbulkan beragam tanggapan dari elemen masyarakat Sangihe. Seperti halnya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Merah Putih.
Melalui juru bicarannya Nader Baradja kepada awak media bahwa ajakan tersebut bukanlah menjadi solusi bahkan terkesan menghindar dari penyelesaian persoalan yang ada.
“Ajakan Bupati agar masyarakat beralih ke gas elpiji terkait dengan penurunan kuota MT bersubsidi tahun 2025 ini, bukanlah suatu penyelesaian persoalan yang ada. Justru sebaliknya akan menjadi persoalan baru yang tidak pernah tuntas. Dan ini justru akan bermuara ke upaya atau membuka peluang konvensi MT ke gas elpiji”, ungkap Baradja.
Harusnya lanjut Baradja, ada solusi briliant yang harus mampu diberikan pimpinan pemerintahan sekarang ini. Apalagi ditengah lesunya perekonomian imbas dari efisiensi anggaran.
“Kalau saya melihat, keberadaan MT di Kabupaten Sangihe saat ini masih berkecukupan. Sebab yang terjadi justru minimnya pengawasan berimbas pada peluang para mafia BBM bersubsidi termasuk jenis MT menjadikan lahan bisnis”, ujarnya kembali.
Baradja menawarkan salah satu solusi agar ditengah pengurangan kuota MT di Kabupaten Sangihe adalah dengan upaya pengawasan secara konferhensif penyaluran MT sehingga benar-benar dinikmati oleh masyarakat.
“Baiknya tim pengendalian dan pengawasan BBM bersubsidi di Kabupaten Sangihe harus semaksimal mungkin menjalankan tugas dan fungsinya. Sebab mafia peredaran MT bersubsidi di Sangihe cukup memprihatinkan”, imbuhnya.
Seperti diketahui pada pelaksanaan rapat Koordinasi Pengendalian dan Pengawasan BBM Bersubsidi, Kamis (08/05/2025), Bupati Sangihe dalam sambutannya menyentil agar masyarakat Sangihe beralih ke gas elpiji imbas berkurangnya kuota MT Bersubsidi.
(sam)