Minahasa-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa dan PT PLN Nusantara Power (PT PLN NP) Unit Pembangkitan (UP) melakukan kajian untuk mengatasi banjir dan pengumpulan udara di wilayah sekitar Danau Tondano.
Sekretaris Daerah (Sekda) Minahasa Dr Lynda D Watania MM, MSi menyampaikan terdapat sekitar 110 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak banjir di sekitar wilayah Danau Tondano.
Menurutnya, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan tingginya ketinggian air di Danau Tondano yaitu tingginya curah hujan khususnya di daerah tangkapan hujan (catchment area) yang menyebabkan terjadinya banjir dan penimbunan udara.
“Untuk itu, Pemkab Minahasa berkolaborasi dengan PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan mengadakan pertemuan untuk membahas penanganan banjir dan pengumpulan udara di area organisasi warga yang tinggal di sekitar Danau Tondano,” kata Watania.
Sementara pihak PLN NP UP Minahasa melalui Asisten Manajer Operasi Oudy Rumbayan pada Kamis (18/07/24) mengatakan adanya keterikatan volume eceng gondok menyebabkan terganggunya aliran sungai dari hulu ke hilir serta adanya sedimentasi yang terjadi sepanjang sepadan DAS Tondano.
Menurutnya, PLN NP telah melakukan upaya-upaya yaitu penyesuaian SOP pembebanan terhadap Elevasi Weir Intake pada Juni 2024, serta PLTA Tonsealama. Tujuannya untuk memaksimalkan pemanfaatan air sungai DAS Tondano saat memasuki musim basah.
“Dengan memaksimalkan pembebanan di beban puncak pagi maupun malam, semua debit udara yang ada di DAS Tondano dimaksimalkan masuk ke turbin mesin (tidak ada limpasan),” ujarnya.
Selain itu, PLN NP UP Minahasa juga menerapkan pola untuk membuka Flap Pintu Air dari O% (Fully Closed) ke 100% (Fully Open) pada saat kondisi unit pemeliharaan juga Operasi Normal sehingga tidak ada air yang tertahan di area Intake PLTA Tonsea Lama dengan melakukan pembersihan rutin sampah domestik di bendungan intake.
Dengan menambah tenaga pembersihan nonstop 24 jam, perubahan mekanisme pembersihan area KPS dan Intake pihak UP Minahasa dan ULPLTA Tonsea Lama melakukan Perubahan serta penyesuaian kembali mekanisme pembersihan KPS.
Kaitan pengendalian eceng gondok di DAS Tondano selama ini terus dilakukan pihak UP Minahasa ULPLTA Tonsealama, dengan memasang pagar bambu di mulut danau agar eceng gondok tidak mudah masuk. Total eceng gondok yang terangkut pada tahun 2020 sebanyak 13,042m3, tahun 2021 sebanyak 20,440m3, tahun 2022 sebanyak 17,900m3 dan di tahun 2023 sebanyak 9,148m3 dan terus berlanjut sampai sekarang.
Untuk penanganan jangka panjang PLN NP bersama-sama Pemkab Minahasa dan instansi terkait untuk pelaksanaan pengerukan DAS Tondano. Dari hasil upaya dan kerjasama yang baik antara pemkab Minahasa dan PT PLN Nusantara Power terpantau volume udara yang tergenang mengalami penurunan signifikan hingga 15 cm.
Upaya ini pula akan terus berlanjut dan membutuhkan kerja sama seluruh pihak baik dari Pemkab Minahasa, BWSS, PLN NP serta seluruh elemen masyarakat.
“PLN NP UP Minahasa juga mengajak seluruh warga khususnya di sekitar tondano dan di area danau untuk dapat menjaga kelestarian dengan tidak membuang sampah di danau ataupun aliran sungai,” harap Rumbayan.
PLN juga mengimbau untuk dapat menjaga bersama pagar penghalau eceng gondok yang terletak di mulut danau agar eceng gondok tidak terbawa ke dalam DAS dan menyebabkan pendangkalan jika sudah membusuk.
“PLN Nusantara Power UP Minahasa siap mendukung program lain bersama dengan seluruh pemangku kepentingan lain seperti Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS), BMKG dan pemerintah daerah dalam penanganan banjir di wilayah Danau Tondano,” urai Asisten Manajer Operasi PT PLN Nusantara Power UP Minahasa Oudy Rumbayan, menutup penjelasan.(**)
Sekda Minahasa dan Asisten Manajer Oprasi Rumbayan Bahas Terkait Banjir di Wilayah DAS Tondano
