TOMOHON-Pemerintah Kota Tomohon di era kepemimpinan Wali Kota Caroll Senduk SH dan Wakil Wali Kota Wenny Lumentut SE terbilang sukses mengintervensi kasus stunting dalam tiga tahun terakhir ini.
Tahun 2021 prevalensi stunting berada pada angka 0,34 persen. Tahun 2022 turun menjadi 0,31 persen.
Terkini, hasil penarikan data pada Februari 2023, prevalensi stunting di Kota Tomohon sebesar 0,25 persen.
Demikian dikatakan Asisten Administrasi Umum Sekda Tomohon Masna Pioh SSos ketika membuka kegiatan Diseminasi Informasi Pengukuran dan Publikasi Data Stunting di Kota Tomohon, di Grand Master Resort, Rabu (8/11/2023).
Pemerintah Kota Tomohon, sambung Asisten 3 Sekda, berkomitmen untuk melakukan upaya percepatan pencegahan dan penurunan stunting. Termasuk rangkaian kegiatan berkaitan teknis surveilans gizi.
“Rangkaian kegiatan tersebut dimulai dari tahapan pengumpulan data melalui sistem informasi gizi berbasis teknologi, maupun kajian di lapangan,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Daerah dr John Lumopa MKes menyebut, hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukkan prevalensi stunting Tomohon di angka 18,3 persen.
Kemudian mengalami penurunan di tahun 2022 menjadi 13,7 persen.
“Pencegahan dan penurunan kasus stunting di Kota Tomohon tentunya diperlukan kerja sama yang baik dengan melibatkan semua stakeholder. Koordinasi dan keterlibatan semua perangkat daerah terkait juga diperlukan untuk menjamin kemudahan anak mendapatkan gizi yang baik,” pungkasnya.
(vhp)