RUSIA – Ukraina dituding berniat miliki senjata nuklir.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan bahwa negaranya harus bergerak untuk mencegah “bahaya” akibat keinginan Ukraina tersebut.
“Kini, bahaya yang ditimbulkan rezim Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenksy terhadap negara-negara tetangga dan keamanan internasional meningkat setelah Kiev berencana memiliki senjata nuklir,” ungkap Sergei, seperti dikutip Reuters.
“Ukraina masih memiliki teknologi nuklir Soviet dan kemampuan untuk mengoperasikan senjata semacam itu. Kami harus merespons bahaya nyata ini.” lanjutnya.melansir cnnindonesia.com
Lavrov mengeluarkan pernyataan itu di Konferensi Perlucutan Senjata di Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Selasa (1/3).
Ia seharusnya hadir langsung di rapat itu, namun, Lavrov batal datang ke markas PBB, Rusia menuding salah satu anggota Uni Eropa menghalangi keberangkatan Lavrov.
Saat Lavrov berbicara melalui telepon video, delegasi sejumlah negara Eropa meninggalkan ruangan.
Diplomat dari Prancis hingga Inggris memboikot pidato Lavrov sebagai tanda protes atas invasi Rusia terhadap Ukraina yang tak kunjung usai.
Selama Lavrov berbicara, para diplomat yang memboikot itu berdiri membentuk lingkaran di luar ruang rapat sembari memegang bendera Ukraina.
Invasi Rusia ke Ukraina saat ini sudah memasuki hari ketujuh. Perang pecah setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan operasi militer di Donbas, wilayah di timur Ukraina yang dikuasai separatis pro-Rusia.
Tak lama setelah itu, pasukan Rusia merangsek masuk Ukraina melalui utara, selatan, dan timur. Ukraina lantas membalas serangan atas nama mempertahankan diri. Perang pun pecah.
Rusia masih terus membombardir sejumlah kota di Ukraina, termasuk ibu kotanya, Kiev. Tak hanya militer, sejumlah warga sipil juga tewas akibat serangan Rusia ini. Total, 136 orang di Ukraina tewas di tangan pasukan Rusia.
Ukraina dan Rusia sudah sempat menggelar perundingan pada Senin (28/2), tapi gagal mencapai kesepakatan.
Mereka kemudian dijadwalkan menggelar perundingan kedua pada hari ini, Rabu (2/3).*