Terungkap! Penyebab Tewasnya Dua Penambang di Tambang Ilegal Boltim

oleh -1682 Dilihat
Dua penambang di Boltim tewas setelah terhirup zat asam

BOLTIM – Terungkap sebuah fakta baru dalam kejadian tragis tewasnya dua penambang di lokasi Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) Mintu di Desa Atoga Timur, Kecamatan Motongkad, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, pada Rabu (12/1/2022) silam.

Dari keterangan Basarnas Manado ternyata kedua penambang, yakni Alan Mokoagow (25) warga Atoga Timur, Kabupaten Boltim dan Ronal Rawung (21) warga Karowah, Kabupaten Minahasa Selatan tewas setelah menghirup zat asam tinggi ketika berada dilubang tambang

Humas Basarnas Manado, Feri Ariyanto dalam keterangannya menjelaskan kejadian naas tersebut berawal ketika Ronald Rawung masuk ke dalam lubang tambang.

Tak berselang lama, ia kemudian berteriak minta tolong. Saat itu, Ronald diduga menghirup zat asam yang ada di dalam lubang tambang tersebut.

Ketika mendengar teriakan, rekannya Alan Mokoagow berniat membantu dan langsung masuk ke dalam lubang tambang.

“Namun karena zat asam yang tinggi di dalam lubang sehingga mengakibatkan kedua korban meninggal dunia,” ucapnya.

Baca juga:  Perangkat Kelurahan dan Tokoh Masyarakat Tomohon Barat Dibekali Edukasi Hukum dan Perlindungan Masyarakat 

Proses Evakuasi Berjalan Dramatis

Koordinator Pos SAR Kotamobagu Rusmadi menuturkan, proses evakuasi korban berjalan dramatis.

Hal tersebut dikarenakan tim hanya menggunakan alat manual.

“Karena hanya menggunakan alat manual dan sebenarnya faktor keamanannya tidak direkomendasikan karena berbahaya,” ungkapnya.

Sebelumnya, sekitar pukul 15.00-16.00 Wita, tim berupaya melakukan evakuasi.

“Tapi belum berhasil karena alat belum memadai,” tuturnya.

Karena di dalam lubang tambang terdapat gas beracun, tim SAR menggunakan blower untuk mengevakuasi korban.

Hanya saja, kapasitas blower yang digunakan dianggap masih kurang untuk mengeluarkan gas beracun di lubang tambang sedalam 30 hingga 40 meter itu.

“Kita tambah dua blower, tapi itu pun belum mampu. Sudah ada yang inisiatif turun dari penambang lain, mereka coba masuk di kedalaman 25 meter, tapi blower belum maksimal. Mereka pun terpaksa harus naik kembali ke atas,” papar Rusmadi.

Tim lantas memutuskan menunggu alat dari Basarnas Manado untuk mengevakuasi korban.

Baca juga:  Pemprov DKI Jakarta Pastikan Ikut TIFF 2025, Ada Kendaraan Hias hingga Utus Rombongan BUMD dan UPT

Namun, di tengah menunggu datangnya alat, tim kembali berupaya mengevakuasi korban.

“Karena kan semua upaya dilakukan bukan hanya menunggu (alat) saja, tapi upaya yang bisa dilakukan yang penting tidak berisiko menimbulkan tambah korban,” bebernya.

Rusdi menyampaikan, proses evakuasi menggunakan alat manual memang tidak bisa diprediksi keamanannya.

“Apalagi dalam lubang mengandung gas beracun. Beda kalau pakai alat SCBA itu memang full maksimal tertutup, jadi memang benar benar terjamin untuk keamanan. Dramatislah (evakuasi),” imbuhnya.

Pada Rabu malam, tim berhasil mengevakuasi Alan dan Ronald. Sewaktu dievakuasi, kedua korban sudah dalam kondisi meninggal dunia.

“Kedua korban sudah berhasil dievakuasi pukul 21.00 Wita lewat, hampir pukul 22.00 Wita,” terang Rusmadi.

Setelah berhasil dievakuasi, kedua korban kemudian dibawa ke rumah duka masing-masing. (GIW)

Yuk! baca berita menarik lainnya dari SULUT AKTUAL di GOOGLE NEWS dan Saluran WHATSAPP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.