Oleh : Mario Abas, Mahasiswa Universitas Negeri Manado, Fakultas Ekonomi
PANDEMI COVID-19 sudah melanda sejak tahun 2020 lalu, maka dari itu protokol sudah menjadi hal wajib dalam menjalani keseharian.
Mulai dari membiasakan cuci tangan, memakai masker bila ada hal genting diluar rumah, bahkan lockdown yang mengharuskan semua masyarakat menjalani quarentine di rumah dalam jangka waktu yang cukup lama.
Bagi sebagian mahasiswa, quarentine bukanlah hal yang mudah untuk dijalani, karena yang biasanya hangout ke mall, nongkrong di cafe atau semacamnya, kerja kelompok di rumah teman, bahkan belajar yang biasanya diadakan di ruang kelas kini ditiadakan.
Hal tersebut membawa para pelajar ke perkara yang tidak biasa, karena semua serba terbatas.
Mulai dari ekonomi yang terbatas sehingga tidak bisa membeli smartphone/laptop, jaringan di daerah masing-masing yang tidak memungkinkan, dan tentu saja kendala yang tidak lazim lagi yaitu kuota.
Banyak mahasiswa yang terlihat kehilangan semangat belajar karena pandemi ini, beradaptasi sepertinya sama sekali bukan perkara yang mudah.
Namun, perlahan tapi pasti semangat dari pelajar kini telah kembali, batasan-batasan itu kini sudah biasa dihadapi dan tidak lagi menjadi penghalang.
Bahkan sebagai mahasiswa kini patut menjadi teladan dalam menerapkan protokol kesehatan.
Sebagai contoh, mahasiswa menjadikan masker sebagai hal yang wajib dalam lingkungan masyarakat dan kekinian dalam fashion.
Bahkan karena keterbatasan ekonomi ini menuntun mahasiswa untuk menjadi lebih produktif dalam membangun bisnis kecil-kecilan demi mendapat uang jajan lebih.
Juga lebih leluasa dalam menggali bakat dan potensi masing-masing. Melihat perkembangan ini, sepertinya pandemi ini tidak bisa selalu dipandang negatif.
Pandemi justru membawa hal positive vibes dalam kehidupan masing-masing. Contohnya, dengan pandemi kita bisa menyadari betapa perlunya hidup berdampingan dan bersosialisasi dengan orang lain kerena kita adalah manusia yang pada hakekatnya adalah makhluk sosial, juga menyadarkan kita yang terlalu sibuk dengan kegiatan-kegiatan duniawi dan melupakan betapa pentingnya menyempatkan waktu untuk beribadah di tempat ibadah.