TAHUNA -Dugaan Korupsi pengadaan Internet Desa terus bergulir. Setelah mengalami peningkatan status ke penyidikan, Polres Sangihe melalui Satuan Reskrim khususnya unit Tindak Pidana Korupsi (TIPIKOR) bergerak cepat.
Kapolres Sangihe AKBP Tony Budhi Susetyo SIK melalui Kasat Reskrim Iptu Kieffer FD Malonda STrK ketika ditemui awak media, Kamis (12/08/2021) membenarkan kelanjutan penyidikan dimaksud.
Menurutnya sejak pekan depan sampai saat ini sedikitnya telah melakukan pemanggilan 8 Kapitalaung se-Kecamatan Manganitu yang turut mengorder internet desa dimaksud.
“Sudah 8 saksi yang kami pangggil sejak pekan lalu hingga sekarang. Ke 8 saksi tersebut adalah 8 Kapitalaung di Kecamatan Manganitu yang juga mengorder internet desa”, ungkap Malonda.
Lebih lanjut Malonda menyatakan pemanggilan sejumlah saksi akan terus dilakukan baik itu pihak ketiga, petinggi di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) dan saksi lainnya.
“Kami minta dukungan masyarakat guna penuntasan kasus dugaan korupsi ini”, imbuh Malonda.
Seperti diketahui hasil permintaan audit investigasi terhadap dugaan Tipikor ke APIP yang dilayangkan sejak Desember 2020 telah diterima Kamis 29 Juli 2021, dan dai hasil itu telah ditemukan potensi kerugian negara.
Sesuai Hasil pemeriksaan investigatif dari APIP dengan mengambil sampel 47 kampung dari 101 kampung ditemukan kelebihan bayar yang berpotensi menyebabkan kerugian Negara, daerah. Dimana kelebihan bayar dimaksud masing-masing kampung sejumlah Rp 24.310.000. Dan totalnya dari sampel 47 kampung sudah mencapai angka Rp 1,142,570,000. Disisi lain pengadaan internet desa Tahun Anggaran 2019 tersebut dilakukan 101 Kampung yang tersebar di Kabupaten Sangihe.
(sam)
