JAKARTA – Harta, tahta dan wanita seakan melengkapi perkembangan terbaru kasus dugaan korupsi yang menyeret mantan menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.
Dimana kali ini beberapa fakta baru mulai terkuat, dugaan aliran dana hasil suap tersebut.
Semakin menarik ketika adanya dugaan uang tersebut mengalir ke wanita yang bekerja sebagai sekretaris pribadi eks menteri KKP tersebut.
Fakta baru kasus suap Edhy Prabowo.
Eks menteri KKP itu disebut biayai penyewaan apartemen sekretaris pribadi wanita bernama Fidya Yusri.
Foto : kolase Edhy Prabowo dan Fidya Yusri (tribunnews.com)
Hal tersebut disampaikan oleh sekretaris pribadi Edhy Prabowo, Amiril Mukminin.
Ia mengungkapkan biaya sewa apartemen tersebut senilai Rp 160 juta per tahun.
Hal tersebut diakui Amiril kala dihadirkan sebagai saksi dalam persidangan kasus dugaan suap izin ekspor benih lobster atau benur dengan terdakwa pemilik PT Dua Putera Perkasa Pratama (DPPP) Suharjito di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (10/3/2021).
“(Penyewaan) apartemen Fidya atas perintah menteri (Edhy Prabowo)?” tanya jaksa.
Amiril menyebut bahwa Fidya yang mengajukan biaya sewa tempat tinggal kepada Edhy Prabowo melalui dirinya.
Amiril mengaku Edhy menyetujuinya dan mencarikan apartemen yang tak jauh dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.
“Dia (Fidya) baru (menjadi sespri Edhy), pada saat itu dia mengajukan ke saya, ‘pak bagaimana, ya, saya sudah seminggu di sini, tinggal di hotel,’ dia bilang ‘kalau ada kompensasi dari bapak (Edhy) saya mau mengajukan kos atau apa,’ itu bulan pertama, saya sampaikan ke pak menteri dan bapak acc itu, saya langsung carikan yang terdekat,” kata Amiril.
Amiril mengaku dirinya akhirnya meminta Fidya untuk tinggal di Apartemen Menteng Park.
Foto : Eks Menteri KKP Edhy Prabowo(tribunnews)
Biaya sewa apartemen tersebut mencapai Rp 160 juta pertahun.
“Minta dibantu, karena dia baru kerja. Di Menteng Park, Fidya itu dua kamar Rp 160 juta pertahun,” kata Amiril.
Amiril mengaku uang yang dia pakai membiayai sewa apartemen didapat dari Direktur Utama PT Aero Citra Kargo (ACK) Amri.
PT ACK merupakan perusahaan jasa angkut benih lobster.
“(Duit) dari Pak Amri, saya bayar cash dari Amri,” kata dia.
Diketahui, pemilik PT DPPP Suharjito didakwa memberikan suap senilai total Rp2,1 miliar yang terdiri dari 103.000 ribu dolar AS (setara Rp1,44 miliar) dan Rp706,05 juta kepada mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.
Suap diberikan melalui perantaraan Safri dan Andreau Misanta selaku staf khusus Edhy, Amiril Mukminin selaku sekretaris pribadi Edhy, Ainul Faqih selaku staf pribadi istri Edhy yang juga anggota DPR RI Iis Rosita dan Siswadhi Pranoto Loe selaku Komisaris PT Perishable Logistics Indonesia (PLI) sekaligus pendiri PT Aero Citra Kargo (ACK).
PT DPPP adalah perusahaan yang bergerak di bidang ekspor dan impor produk pangan, antara lain benih bening lobster (BBL), daging ayam, daging sapi, dan daging ikan.
“Pada April 2020, Amiril Mukminin atas permintaan Edhy Prabowo mencari perusahaan jasa pengiriman kargo (freight forwarding) yang akan digunakan untuk project ekspor BBL dan didapat perusahaan PT Aero Citra Kargo milik Siswadhi Pranoto Loe,” kata Jaksa Penuntut Umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Zainal Abidin.
Atas perbuatannya, Suharjito diancam pidana dengan pasal 5 ayat 1 huruf a atau pasal 13 UU No 31 tahun 1999 sebagaimana diubah dengan UU No 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo pasal 64 ayat 1 KUHP.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Edhy Prabowo Biayai Sewa Apartemen Sespri Wanita Bernama Fidya Yusri Rp 160 Juta Pertahun