BALIKPAPAN – Kebiasaan ngelem (mabuk lem) bisa mengakibatkan kecanduan. Zat zat adiktif dari lem sungguh membahayakan anak-anak. Syaraf otak menjadi sasaran langsung zat berbahaya tersebut. Bahkan zat tersebut mampu menghilangkan kesadaran secara permanen.
Hal ini dikatakan Kepala BNNK Balikpapan melalui Kasi Rehabilitasi, Dr Heni Darmayanti, yang memaparkan jika saat ini ada sekira 20 anak yang sedang ditangani Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota (BNNK) Balikpapan lantaran jadi pecandu akut lem.
“Ada sekira 20 orang anak yang sedang ditangani, tapi yang pernah kami kirim rawat inap (di Balai Rehabilitasi Narkoba Samarinda) ada 2 orang,” katanya.
Lanjut dikatakannya, selain lem, bensin dan tiner bila dihirup juga dapat menimbulkan efek yang sama.
Kendati demikian, lem yang di pasaran dihargai hanya Rp 10 ribu, mampu lebih cepat merusak otak penghirupnya.
“Mereka merasa dalam dunia game. Misalnya dia suka main PUBG (game), seakan di dalamnya. Lihat burung garuda, dia lihat burungnya terbang,” ujarnya.
Pengaruh lem tersebut dapat membuat penggunanya berhalusinasi tak wajar.
Anak-anak yang otaknya masih dalam tahap perkembangan, bila terpapar zat berbahaya dari lem, dapat membuat mereka kehilangan kesadaran.
“Perkembangan otak mereka belum matang dan maksimal, dikasih lem tambah parah,” sambungnya.
Oleh karenanya, Dr Heni meminta agar orang tua maupun guru tak ragu membawa anak-anak yang terpapar perilaku ngelem ke BNNK.
(*)