MANADO-Mengusung prinsip efisien, transparan, dan sejahtera, Temandiri atau Sistem Manajemen Data dan Evaluasi Kinerja Terintegrasi dapat diaplikasikan di seluruh rumah sakit.
Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes RI dr Rita Rogayah SpP(K) MARS mensyukuri aplikasi ini telah di-launching secara resmi di RSUP Prof Kandou.
“Sistem ini dapat terintegrasi dengan baik, sehingga SDM yang ada dapat melihat bagaimana kinerja maupun status kepegawaiannya,” sebut dr Rita Rogayah, sembari memberi dukungan implementasi Temandiri karena kemudahan akses yang jadi keunggulan aplikasi tersebut.
Plt Kepala Biro Kepegawaian Kemenkes drg Inda Torsina Hatang MKM menyebut, Temandiri dapat dikolaborasikan dan saling melengkapi antara RS dan Biro Kepegawaian.
Terutama dapat dimanfaatkan data kepegawaian di SIMK sehingga penggunaan jauh lebih transparan, tepat waktu, dan tepat sasaran.
“Temandiri layak jadi contoh bagi seluruh RS vertikal di seluruh Indonesia maupun semua UPT Kemenkes,” ucap drg Inda.
Ditambahkannya, Aplikasi Temandiri mampu memenuhi amanat Presiden yakni memanfaatkan informasi teknologi. Dalam rangka memangkas birokrasi demi mewujudkan keterbukaan informasi yang akuntabel dan transparan.
Terpisah, Kepala Balai Besar Pelatihan Kesehatan Makassar Laode Musafin SKM MKes menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Direktur SDM Pendidikan dan Administrasi Umum Dr dr Ivonne E Rotty MKes bersama tim efektif selaku pemilik proyek perubahan ini.
Menurutnya, salah satu tugas RS saat ini adalah meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Mencakup peningkatan kepuasan pelanggan eksternal juga pelanggan internal yaitu SDM yang bekerja di RS.
“Proper ini mampu mengintegrasikan cara mengukur performa dikaitkan system remunerasi dan manajemen administrasi dokumen kepegawaian. Sehingga sekali input pegawai bisa langsung melihat sejauh mana kinerja yang dilakukan, apakah sesuai standard atau belum,” tandasnya.
Laode Musafin menambahkan, upaya peningkatan transparansi oleh Temandiri akan dapat mencegah conflict of interest. Sebagaimana jadi salah satu bagian dari budaya anti korupsi.
Sementara itu, Dr dr Ivonne E Rotty MKes menerangkan, ada empat ruang lingkup Temandiri.
Pertama, profile data seluruh SDM baik itu Kemenkes, Dikti, dan BLU dapat diliuhat secara real time dengan menggunakan EWS (Early Warning System). Mulai dari waktu kenaikan pangkat, berkala, pensius, STR, juga SIP.
Kedua, BCP atau Buku Catatan Pribadi. Yakni semua kegiatan harian yang dituangkan dalam BCP.
Ketiga, evaluasi kinerja seluruh SDM. Di antaranya tenaga klinis (dokter, perawat, tenaga kesehatan lainnya), serta administrasi. Evaluasi dalam bentuk OPPE (On Going Profesional Practic Evaluation) serta FPPE (Focus Profesional Evaluation) bagi tenaga klinis, termasuk IKI.
Keempat, remunerasi secara transparansi. Feed back hasil validasi tim remunerasi kepada seluruh SDM, secara langsung bisa dilihat di smartphone Temandiri. Alhasil dapat digunakan juga untuk RS yang ada di lingkungan Kemenkes. Nantinya ada kebijakan dari Ditjen Yankes untuk semua RS menggunakan Temandiri yang juga terintegrasi dengan Biro Kepegawaian Kemenkes.
(vhp)
Post Views: 229
Yuk! baca berita menarik lainnya dari SULUT AKTUAL di
GOOGLE NEWS dan Saluran
WHATSAPP