MANADO– Membangun komunikasi serta menjalin silaturahmi untuk mempererat rasa toleransi, pasangan calon Wali kota Manado Prof Julyeta Paulina Amelia dan Wakil Wali kota DR Harley Mangindaan SE MM (JPAR-AiM), berkesempatan bertatap muka dan berbincang dengan Wakil Ketua Komite I DPD RI Ir H Djafar Alkatiri MM MPd I, yang juga merupakan salah satu toko muslim di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Kamis (17/9/2020).
Kunjungan pasangan yang dikenal dengan jargon ‘PAHAM’ ini, mendapakatkan sambutan hangat dan penuh antusias Bang Djafar, panggilan akrab Ir H Djafar Alkatiri, dikediaman pribadinya, yang secara kebetulan juga disaksikan oleh para tokoh agama dan tokoh masyarakat Wilayah Tuminting.
Pada kesempatan pertemuan tersebut, JPAR mengakui, begitu banyak tokoh agama yang bekerjasama membangun kota Manado karena memiliki hubungan erat dengan pemerintah kota Manado saat ini. Dan oleh karenanya, JPAR-AiM memastikan jika kondisi seperti saat ini akan tetap dipertahankan dan dilanjutkan lagi.

“Kami (JPAR-AIM) berharap hubungan ini akan semakin erat dalam rangka mendukung pembangunan Kota Manado kedepannya. Apalagi saat ini kami berhadapan dengan tokoh agama dan masyarakat yang cukup dikenal di kota manado dan sangat dekat dengan kami. Pertemuan ini sangat kami rindukan untuk membicarakan kedepan kota Manado. Oleh sebab itu, saya mengajak mari kita sama sama membangun kota manado,” ungkap JPAR kepada Jafar Alkatiri.
JPAR dan AiM pun mengungkapkan komitmen mereka untuk senantiasa menjaga dan mengawal kerukunan di Kota Manado.
“Kerukunan di Kota Manado merupakan modal kami dalam membangun Kota Manado kedepannya. Untuk itu, Komitmen kami adalah tetap menjaga dan mengawal kerukunan di Kota Manado terus terpelihara. Dan dalam menjalankan visi misi kami nanti, jelas kami membutuhkan pemikiran dan masukan semua tokoh tokoh agama dan masyarakat seperti bapak Jafar Alkatiri ,” terang JPAR-AIM.
Apresiasi pun diungkapkan ‘Bang Djafar’ akan komunikasi dan pertemuan, serta hubungan baik dirinya dengan JPAR-AiM yang terjalin hingga saat ini.
“Saya juga menyambut baik rencana pasangan PAHAM, demi kemajuan Kota Manado kedepan,” ucap Djafar.
Oleh karenanya, mantan anggota DPRD Kota Manado ini pun berharap ada pembenahan signifikan terkait dengan ketersediaan air bersih bagi kota Manado.
Alkatiri menceritakan bagaimana kerjasama pengadaan air bersih bagi masyarakat kota manado sekaligus menjadi saksi ketika akan dilakukan penandatanganan kerjasama di Belanda.
“Saya yang menolak kerjasama tersebut, karena setelah diketahui proposal kita malah akan dijual ke Bank Eropa dan saya tidak setuju, namun tetap dilakukan penandatanganan kerjasama di dalam ruang wali kota pak Imba saat itu. Saya jelas kecewa,” ungkapnya sembari menjelaskan, soal saham PT AIR yang tidak menguntungkan Pemerintah Kota Manado.
Menurut Djafar, pengelolaan air bersih dan layak harus menjadi perhatian pemerintah.
“Saya berharap adanya pengelolaan air bersih layak untuk masyarakat. Dan ini harus diperhatikan,” pinta Djafar.
Ketiga lanjut Bang Jafar, pengelolaan sampah juga harus menjadi perhatian pemerintah.
“Kita jangan hanya terfokus tambah sekian hektar lahan tanah untuk ditimbun sampah, tapi tidak ada pengelolaan sampah dengan teknologi, yang sampai sampai sekarang ini belum ada. Sebenarnya, kita bisa jalin kerjasama dengan negara seperti Taiwan soal pengelolaan sampah, yang bisa mengubah sampah menjadi energi yang bisa digunakan masyarakat dan ramah lingkungan,” terang Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) ini.
Hak keempat lanjutnya, investor asing enggan masuk Kota Manado karena ketersediaan energi listrik sampai saat ini belum mencukupi.
“Sebagai contoh, 60 persen lampu jalan banyak yang tidak bisa menyala karena ketersediaan listrik kurang, imbasnya investor besar tidak bisa masuk ke kota manado,” ungkapnya.
Terakhir Bang Djafar minta ada inovasi untuk gedung shoping center.
“Saya bermimpi kalau saya menjadi walikota atau wakil walikota, saya robohkan gedung shoping center dan bangun kembali menjadi trademark baru Kota Manado karena akan menjadi pusat peradaban Kota manado dengan bangunan bertingkat, tersedia fasilitas baseman dibawahnya dan semua pedagang kaki lima kota manado dimasukan ke dalam gedung tersebut. Modelnya, seperti kita menggabungkan dua lokasi bisnis di Jakarta, yakni Thamrin City dan Tanah Abang,” jelasnya diiringi aplaus dari para tokoh agama dan masyarakat yang hadir.
Di akhir pertemuan yang penuh dengan rasa kekeluargaan tersebut, Ai Mangindaan mengungkapkan persaannya dengan mengatakan jika pertemuan yang juga disaksikan oleh para tokoh agama, tokoh masyarakat dan masyarakat ini, adalah untuk saling melengkapi, karena bertujuan untuk kesejahteraan warga kota Manado.
“Pastinya pertemuan ini sangat indah untuk Manado cerdas dan rukun ke depan, untuk itu kami haturkan terima kasih,” kunci Ai Mangindaan.
(Budi)