TAHUNA -Pihak Wings Air yang secara mendadak melakukan penutupan layanan penerbangan Manado-Naha belum lama ini menuai banyak pertanyaan warga Sangihe.
Bahkan Kepala Dinas Perhubungan Sangihe Frans Porawouw menyatakan penutupan tersebut dilakukan secara sepihak tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu.
Hal ini diungkapkan Porawouw kepada sejumlah wartawan setelah akhir pekan turut terundang dalam pelaksanaan rapat dengan sejumlah pihak terkait tindakan sepihak ini.
“Dalam pertemuan yang digelar pada Jumat (4/10/2019) lalu di Manado, sejumlah pihak mempertanyakan aksi Wings Air yang melakukan penutupan secara sepihak tanpa pemberitahuan terlebih dahulu”, ujar Porawouw.
Dalam pertemuan tersebut juga terungkap lanjutnya dimana pihak Pertaminan merasa gerah akibat dituding menjadi penyebab penutupan sejumlah jalur transportasi udara termasuk di Sangihe.
“Kalau hanya beralasan bahwa avtur itu mahal dan berbeda harga dengan Jakarta, kenapa hanya jalur penerbangan tertentu saja yang dihentikan”, jelasnya kembali.
Bahkan Porawouw mempertanyakan pelaporan pihak Wings Air Manado ke Jakarta terkait jumlah penumpang atau pengguna jasa penerbangan Manado-Naha atau sebaliknya.
“Dimana pihak Wings Air keceplosan bahwa hanya mencapai sekitarn 30 persen dari jumlah sheft yang terpakai dalam pelaporan mereka. Justru hal terbanding terbalik dengan data lengkap pihak angkasa pura terkait jumlah pengguna jasa penerbangan rute ini dimana setiap penerbangan rata-rata mencapai 70 persen dari jumlah sheft yang ada”, ungkapnya kembali.
Kalaupun penutupan jalur penerbangan ini ada pemberitahuan lebih awal, pasti ada solusi yang bisa ditemui.
“Misalkan pengurangan jumlah penerbangan Manado-Naha dari tiap hari bisa saja disiasati menjadi 3 kali dalam seminggu atapun solusi lainnya”, imbuh Porawouw sambil menyatakan bahwa semua yang hadir dalam rapat dimaksud mempertanyakan sikap Wings Air.
(sam)