INTERNASIONAL— Molly, gadis berusia 14 tahun ditemukan tewas bunuh diri pada tahun 2017. Sang ayah, Ian Russel menyalahkan Instagram sebagai penyebabnya.
“Saya sangat yakin Instagram ‘membantu membunuh’ anak saya,” ucap Ian Russel.
Menurut Ian, Molly adalah remaja yang sangat biasa seperti lainnya, antusias, dan berpikiran ke depan.
Diceritakannya, suatu hari Molly mengemas tas-tas untuk persiapan ke sekolah keesokannya. Namun, ketika orang tua Molly bangun di pagi hari, mereka menemukan putrinya itu sudah tak bernyawa.
Keluarga kemudian memeriksa akun media sosial Molly. Dari situ ditemukan bahwa Molly rupanya mengikuti sejumlah akun milik orang-orang depresi dan rentan bunuh diri.
“Beberapa akun tampaknya cukup positif, mungkin sekelompok orang yang berusaha saling membantu, tapi ada beberapa konten yang mengejutkan karena menganjurkan tindakan untuk mencelakai diri sendiri,” kata Ian, seperti dikutip dari New York Post.
Hashtag atau tagar seperti #selfharm dan #suicide memungkinkan pengguna Instagram untuk melihat gambar-gambar mengerikan dan pergelangan tangan yang disayat serta jalan layang dengan tanda-tanda yang memiliki pesan ‘lompat’.
“Kita tidak tahu, hal seperti itu mungkin ada di media seperti Instagram,” kata Russell. “(Gambar-gambar itu) masih ada di sana, masih ada di mana-mana, gampang ditemukan, dan tidak disembunyikan. Gambar-gambar berbahaya itu sangat tersedia untuk umum dan saya rasa puluhan ribu anak-anak di negara ini sudah melihat.”
Ged Flynn, yang menjalankan Papyrus, gerakan amal untuk pencegahan bunuh diri, berpendapat dalam video itu, media sosial berpotensi terlibat dalam memungkinkan algoritma untuk mengumpulkan gambar bertagar seperti ‘suicide’.
“Kami tidak mengizinkan konten yang mempromosikan atau mengagungkan gangguan makan, melukai diri sendiri, atau bunuh diri dan akan menghapus konten semacam ini,” kata pihak Instagram dalam sebuah pernyataan.
“Molly rupanya mengikuti sejumlah akun milik orang-orang depresi dan rentan bunuh diri”
merasa, bagaimanapun juga, media sosial harus melakukan hal yang jauh lebih efektif. “Bunuh diri adalah penyebab utama kematian pada anak-anak. Mau seburuk apa lagi?” katanya.
(Sumber:klikpositif.com)