Deasy Tuwo (44), dimangsa buaya gegerkan warga Desa Tanawangko, Kecamatan Tombariri, Minahasa, Sulawesi Utara Jumat (11/1/2019).
Dalam Perut Buaya Pemakan Deasy Tuo yang di Autopsi Ditemukan Benda-benda Ini, Tulang dan Pakaian Manusia.
Buaya pemakan Deasy Tuo (44) warga Suluun, Minahasa Selatan di autopsi.
Buaya tersebut sebelumnya telah meninggal.
Tim dokter kemudian melakukan autopsi jasad buaya tersebut.
Dokter hewan di Pusat Penyelamatan Satwa Tasikoki melakukan nekropsi kepada buaya Merry yang ditemukan mati pada hari Minggu pagi (20/01/19).
Nekropsi pada Senin (21/01/19) dilakukan oleh drh. Dwielma Nubatonis dan drh.Fahmi Agustiadi dibantu oleh Billy Lolowang dan Deity Mekel.
Nekropsi ini disaksikan oleh pihak BKSDA Sulut dan Polres Tomohon.
BKDSA Sulut, Hendrik Rundengan mengatakan proses nekropsi dimulai pada pukul 13.00 Wita dan proses nekropsi selesai pukul 16.00 Wita.
Bangkai buaya Merry lalu dikuburkan di kawasan TWA Batu Putih pukul 17.30 Wita.
Berdasarkan hasil temuan dari dokter hewan sebelum dilakukan nekropsi menyatakan bahwa dugaan kematian buaya Merry adalah faktor dari awal rescue di Tombariri dan dibawa ke TWA Batu Putih (Daops Manggala Agni). Merry sudah mengalami drop dan dugaan sementara adalah mengalami heatstrock, selain itu ditemukan akumulasi gas yang sangat banyak di organ lambung.
Ini grafis hasil pemeriksaan tersebut!
Diagnosa sementara hasil pemeriksaan secara inspeksi(fisik luar):
– Stress(Drop)- Heatstroke
Temuan Hasil Nekropsi:
– Akumulasi Gas pada lambung
– Obesitas
– Temuan organ yang di duga manusia, tulang belulang manusia (mulai dari lengan sampai sampai jari) dan bertaut dengan kain yang diduga baju/pakaian.
– Beberapa sampel organ buaya perlu dilakukan pengujian laboratorium lebih lanjut untuk menegakkan diagnosa yang ada (dapat berkordinasi dengan istansi kesehatan/lab kesehatan).
– Barang bukti(tulang belulang) yg ditemukan dalam tubuh buaya dapat dikordinasikan kembali dengan pihak kepolisian untuk tindak lanjut pemeriksaan forensik. Dan juga pihak keluarga korban.
Diketahui sebelumnya, buaya tersebut telah memakan manusia bernama Deasy Tuwo 44) warga Suluun, Minahasa Selatan di dalam kolam penangkaran buaya pada Jumat (11/1/2019).
Kronologi Penemuan Jasad Deasy Tuwo yang Diterkam Buaya Peliharaan WN Jepang
Erling Rumengan (37) wakil kepala jaga VII, Desa Ranowangko, Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa kaget saat menemukan jasad Deasy Tuwo (44) warga Suluun, Minahasa Selatan di dalam kolam penangkaran buayapada Jumat (11/1/2019).
Erling memang sedang mencari keberadaan korban yang juga Kepala Laboratorium CV Yosiki pada pagi itu.
Dia mencari dan mengecek ke lokasi CV Yosiki, perusahaan pembibitan mutiara milik warga negara Jepang, Mr Ochiai.
Diketahui sebelumnya, buaya tersebut telah memakan manusia bernama Deasy Tuwo 44) warga Suluun, Minahasa Selatan di dalam kolam penangkaran buaya pada Jumat (11/1/2019).
Kronologi Penemuan Jasad Deasy Tuwo yang Diterkam Buaya Peliharaan WN Jepang
Erling Rumengan (37) wakil kepala jaga VII, Desa Ranowangko, Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa kaget saat menemukan jasad Deasy Tuwo (44) warga Suluun, Minahasa Selatan di dalam kolam penangkaran buayapada Jumat (11/1/2019).
Erling memang sedang mencari keberadaan korban yang juga Kepala Laboratorium CV Yosiki pada pagi itu.
Dia mencari dan mengecek ke lokasi CV Yosiki, perusahaan pembibitan mutiara milik warga negara Jepang, Mr Ochiai.
Dia bersama rekannya mengecek ke dalam lokasi perusahaan kemudian masuk ke dalam areal perusahaan pembibitan mutiara tersebut sesampainya di dalam tidak ada orang yang ditemukan,
Namun, mereka melihat ada benda terapung yang menyerupai tubuh manusia berada diatas kolam tempat peliharaan seekor buaya.
“Kami penasaran saat melihat ke arah kolam buaya, ada benda mengapung, ternyata tubuh Deasy. Kami takut menyentuhnya dan melaporkan kejadian tersebut di Polsek Tombariri,” katanya.
Sosok Korban.
Nasran, warga lainnya mengenal korban sebagai wanita yang rajin
Ia mengetahui Deasy merupakan sosok wanita yang ulet dan teliti.
“Apalagi dia sebagai kepala lab mutiara, sosok yang pendiam juga sih,” kata Nasran saat ditemui di lokasi kejadian.
Ia pun kaget saat mendapat informasi bahwa wanita berumur 44 tahun itu hilang setengah badan dimakan buaya.
“Bingung juga kenapa bisa sampai dimakan buaya, memang kesehariannya selain menjaga lab, dia memberi makan buaya setiap pagi dan menjelang malam,” kata dia.
Bahkan ia mengatakam, anaknya juga sering menemani Deasy saat memberi makan buaya.
“Buaya itu setiap hari diberi makan ikan tuna, ayam bahkan hewan babi,” katanya.
Polisi Cari Pimpinan Perusahaan.
Mr Ochiai, pemilik buaya yang menerkam Deasy Tuwo tak ada di lokasi kejadian di Desa Ranowangko, Kecamatan Tombariri, belum tahu keberadaannya.
Pemilik perusahaan CV Yosiki tak hanya memelihara buaya tapi juga ikan arwana dan pembibitan mutiara.
Mengetahui Karyawannya dimakan buaya, Mr Ochiai tak ada ditempat.
Kapolres Tomohon, Raswin Sirait mengatakan, pihaknya hingga saat ini masih mencari pemilik buaya berukuran 5 meter tersebut.
“Kita masih mencari pemilik buaya tersebut, selain itu jiga kami sudah berkoordinasi dengan Camat dan hukum tua ,” katanya
Kondisi Jasad Korban.
Maikel Mokodompit, pemandi jenasah di RSUP Kandou mengaku kaget saat mengetahui jasad Deasy Tuwo yang dimandikannya merupakan korban yang diterkam buaya.
Maikel Mokodompit, mengaku selama delapan tahun menjadi personel di unit pemulasaran jenazah RSUP Kandou Malalayang, baru kali ini ia memandikan jenazah korban buaya.
Maikel Mokodompit, yang ditemui sedang bersantai di depan unit pemulasaran mengaku ada tiga orang yang memandikan jasad tersebut.
Proses pemandian tak lama, tak sampai tiga puluh menit.
Maikel menggambarkan, saat itu bagian tubun korban sudah habis.
Tersisa kepala dan dua kaki. Tangan pun sudah raib.
“Kemungkinan buaya menerjangnya dari pinggir. Mungkin juga karena masih kenyang, makanya tak makan sampai habis,” ujarnya.
Baginya jasad yang tak utuh sudah biasa.
Hanya saja memang baru kali ini ia menangani korban gigitan buaya.
Tribun/tirza rompas