TAHUNA-Meski kebutuhan BBM jenis Premium, Solar dan Petralite di Kabupaten Sangihe telah dijamin pihak Depot Pertamina mencukupi, namun hal ini tidak memberikan kenyamanan konsumen dalam mendapatkannya. Buktinya antrian panjang tetap terjadi di dua SPBU yang ada di Kota Tahuna.
Menyikapi hal ini Ketua LSM Lapek H Asiz Janis angkat bicara sekaligus menawarkan solusi untuk mengurai antrian panjang yang kerap terjadi.
Menurutnya antrian di dua SPBU yabg di Kota Tahuna harus disikapi dengan serius oleh pemerintah.
“Ini bukan persoalan sepele, sebab ditengah stok BBM yang memadai namun konsumen justru terkesan ‘sulit’ mendapatkannya harus segera dituntaskan. Apalagi menjelang hari besar keagamaan dipastikan kebutuhan konsumen akan meningkat dan konsumen ingin kemudahan untuk mendapatkannya”, ujar Janis.
Solusi yang saya ingin berikan kepada pemerintah adalah segera melakukan ‘penekanan’ kepada pihak pengusaha atau pengelola SPBU agar mengoperasikan SPBU selama 1×24 jam.
“Saya kira sangat jelas dalam kontrak antara pengusaha SPBU dengan Pertamina bahwa pengoperasian SPBU adalah 1×24 jam. Lantas kenapa itu tidak dilakukan pengusaha SPBU. Maka disini pemerintah dapat segera melakukan upaya pendekatan maupun penekanan kepada pihak pengusaha SPBU,” tegasnya kembali.
Disinggung menyangkut banyaknya jerigen yang juga turut antri di salah satu SPBU, Janis mengatakan kalau sesuai regulasi bahwa itu untuk nelayan maka sah-sah saja. Demikian kalau sebaliknya justru diperjualbelikan dengan alasan untuk mendapatkan tambahan penghasilan menurut Janis itu jelas tidak ada dalam regulasi. “Untuk pembelian BBM dengan menggunakan jerigen dan tujuannya diperjualbelikan, maka ketegasan dari pemerintah untuk segera mengambil tindakan tegas”, imbuh Janis sambil menambahkan pengoperasian SPBU 1×24 jam juga akan menimbulkan efek lain yaitu akan hilangnya keberadaan BBM yang dijual dengan eceran secara bebas.
(sam)