MANADO — Virus rubella mengancam warga Sulawesi Utara (Sulut). Dinas Kesehatan Provinsi Sulut mencatat, pada tahun 2018 ada 7 kasus positif rubella.
Masing-masing di Minahasa Tenggara sebanyak 5 kasus dan di Bolmong Utara 2 kasus.
Sedangkan pada tahun 2017, Sulut terdiagnosa 32 kasus positif rubella dan 9 kasus positif campak.
Karena itu Kepala Dinas Kesehatan Sulut dr Debie Kalalo MSc PH mengajak para orang tua yang memiliki anak usia 9 bulan hingga 15 tahun, untuk membawa anak mereka diimunisasi Campak dan Rubella (Measles-Rubella) di pos imunisasi terdekat.

“Tidak ada pengobatan untuk penyakit campak dan rubella. Namun penyakit ini dapat dicegah. Imunisasi dengan Vaksin MR adalah pencegahan terbaik untuk penyakit campak dan rubella. Satu vaksin mencegah dua penyakit sekaligus,” ujarnya.
Dijelaskan Kalalo, campak dan rubella adalah penyakit infeksi menular melalui saluran nafas yang disebabkan oleh virus. Anak dan orang dewasa yang belum pernah mendapat imunisasi campak dan rubella, atau yang belum pernah mengalami penyakit ini berisiko tinggi tertular.
Campak dapat menyebabkan komplikasi serius seperti diare, radang paru (pneumonia), radang otak (ensefalitis), kebutaan, gizi buruk, bahkan kematian.
Rubella biasanya berupa penyakit ringan pada anak. Akan tetapi bila menulari ibu hamil pada trimester pertama atau awal kehamilan, dapat menyebabkan keguguran atau kecacatan pada bayi yang dilahirkan.
Gejala penyakit campak adalah demam tinggi, bercak kemerahan pada kulit disertai batuk, pilek, dan mata merah (konjungtivitis).
Gejala penyakit rubella tidak spesifik bahkan bisa tanpa gejala. Gejala umum berupa demam ringan, pusing, pilek, mata merah dan nyeri persendian. Mirip gejala flu.
Kalalo menambahkan, Kementerian Kesehatan RI telah memperpanjang Kampanye Imunisasi MR fase ke-2 hingga 31 Desember 2018.
Karena secara nasional cakupan Imunisasi MR baru mencapai 66,9% atau 21,4 juta anak, dari target 95% atau 32 juta anak.
Pelaksanaan imunisasi MR ini tidak semata-mata mencapai target. Tapi seluruh sasaran anak terlindungi sehingga membentuk kekebalan kelompok (herd immunity).
“Ketika seluruh anak terimunisasi, otomatis bukan hanya melindungi anak itu sendiri. Tapi termasuk usia yang lebih tua bisa terlindungi dan khususnya pada ibu hamil,” ucap Kalalo.
Untuk Provinsi Sulawesi Utara, sebutnya, cakupan imunisasi MR cukup tinggi. Hingga hari ke-77 pelayanan atau 31 Oktober, sebanyak 93,23% sasaran Pusdatin telah diimunisasi.
Khusus daerah yang masih dibawah 95% cakupan imunisasi MR yaitu Kotamobagu (76,47), Bolmong (82,65), Talaud (89,85), Bolmut (91,33), Minahasa (92,34), dan Minahasa Tenggara (94,85).
Sedangkan yang telah melampaui target terdiri dari Sitaro (100,37%), Minahasa Utara (100,41), Tomohon (97,33), Bolsel (97,10), Minahasa Selatan (97,03), Manado (96,39), Bitung (95,67), Boltim (95,40), dan Sangihe (95,09).
(Harry)