KALTIM-Seluruh dokter di Indonesia diharapkan ke depan bisa maju dalam hal teknologi kedokterannya. Agar bisa menyelesaikan masalah terutama pendidikan kedokteran, era MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), dan Jaminan Kesehatan Nasional.
Hal tersebut diutarakan Ketua Umum PB IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Prof Dr Ilham Oetama Marsis SpOG, saat membuka simposium pada Pra Muktamar IDI ke-30 di Hotel Bumi Senyiur Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, Rabu (24/10/2018).
Di tengah semarak peringatan Hari Dokter Nasional setiap 24 Oktober, para peserta simposium dari seluruh Indonesia tersebut diajak untuk membahas secara faktual bidang kesehatan.
Terutama terkait transformasi sistem pelayanan kesehatan dan sistem pendidikan kedokteran yang komprehensif, dan multisektoral menuju Indonesia Sehat.
Di sisi lain, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla melalui Kementerian Kesehatan terus berusaha mengubah mindset masyarakat menjadi berparadigma sehat untuk menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan.
Sampai saat ini, sebanyak 92.244.075 Kartu Indonesia Sehat (KIS) telah diterima penduduk miskin yang merupakan penerima bantuan iuran (PBI) dari total 203,28 juta penduduk telah menjadi peserta JKN.
Kemenkes juga telah melakukan upaya pengurangan ketimpangan pelayanan kesehatan dengan membangun Puskesmas baru di daerah perbatasan, dan DTPK (Daerah Tertinggal, Perbatasan, Kepulauan), membangun RS Pratama di DTPK dan melakukan penguatan RSUD di kawasan perbatasan, membangun RS UPT Vertikal Kelas A/B di Kawasan Timur Indonesia.
Termasuk mendistribusikan obat dan vaksin program ke daerah DTPK, mengoptimalkan Pelayanan Kesehatan Bergerak (Flying Health Care), dan mengembangkan telemedicine.(*)
Post Views: 373
Yuk! baca berita menarik lainnya dari SULUT AKTUAL di
GOOGLE NEWS dan Saluran
WHATSAPP