MANADO – Kegiatan Harlah (Hari Lahir) NU ke-92 th tahun 2018 berlangsung khidmat dirangkaikan dengan Sholat gerhana bulan dengan mengangkat tema “Mengokohkan ukhuwah An-nadliyyah, menjaga kebhinekaan denganIislam yang damai”, Rabu (31/01/2018) malam.
Tokoh Nasional, KH. Wahfiudin Sakam, hadir mengisi Harlah ke-92 kali ini. Ribuan umat Islam di Manado turut menghadiri sholat Gerhana Bulan yang digelar di halaman Korem 131/STG.
Ketua NU Sulut, KH Sya’ban Mauludin mengisahkan saat Presiden Soekarno bertanya kepada KH. Hasyim Azhari fatwa membela negara itu apa dan dijawab wajib’ ain (wajib harus dilakukan), itulah yang namanya Amanah watoniyah.
KH. Wahfiudin Sakam yang mengisi ceramah menjelaskan tentang adanya Bulan dan Matahari sebagai penghitung jumlah tahun dan ajaran Nabi Muhammad terkait Tauhid kepada Allah SWT.
“Inti dasar ajaran nabi Muhammad adalah tauhid, tetapi dalam sejarahnya manusia yang sering takabur sering terjadi peristiwa alam diluar jangkauan manusia kemudian mensakralkannya, matahari dan bulan saja banyak disembah orang apalagi ketika terjadi gerhana bulan maka mereka merasa ketakutan dan meminta-minta untuk tidak terjadi bencana. Justru Islam mengajarkan jangan takut namun mari lakukan sholat karena semua kehendak Allah, karena dibalik ada kehebatan alam ada Dia yaitu Allah. Manusia yang hakiki bukan badan namun roh, pusat roh adalah qalbu dan qalbu yang tersambung kepada Allah,” urainya.
Dalam kegiatan tersebut hadir pula Ketua PCNU Manado, H. Ilham Bason, Ust. Yasir Bin Salim Bachmid, Ketua MUI Sulut, H. Abdul Wahab Abdul Ghofur dan tokoh tokoh Islam Manado maupun pejabat jajaran TNI-Polri di Manado.
(Ferdian)