SULUT – Liga Mahasiswa Nasional Demokratik (LMND) gelar aksi turun ke jalan. Kali ini Ekskutif Wilayah (EW-LMND) Sulut berorasi di depan tugu Pahlawan Wolter Mongonsidi Manado. Aksi ini dilakukan dalam rangka menyikapi hasil negosiasi Pemerintah Indonesia dan PT. Freeport Indonesia, Selasa (10/10/2017) siang.
Puluhan anggota LMND yang berasal dari Manado dan Tondano/Minahasa secara bersama mengajak masyarakat Sulut untuk memberikan dukungan terhadap Nasionalisasi PT Freeport Indonesia yang menurut LMND merupakan bentuk neokolonialisme asing di Indonesia.
Pjs Ketua LMND kota Manado, Mesak Habari yang juga koordinator aksi ini mengungkapkan bahwa Freeport dengan manuver politiknya harus dilawan dengan persatuan gerakan rakyat. Sudah cukup negara ini dijarah dan dijajah. Negara tidak boleh lagi tunduk terhadap freeport, saatnya mengganyang freeport sebagai simbol neokolonialisme.
Dalam pasal 107 UU No. 4 tahun 2009 yang mempertegas soal pembangunan smelter maka menjadi keharusan serta kewajiban perusahan untuk membangun smelter dengan memperhatikan tenaga kerja lokal serta barang dan jasa dalam negeri tetapi sampai hari ini PT. Freeport tidak pernah tunduk pada UU tersebut.
Hukum & Kriminal
- Sat Narkoba Polres Sangihe, Sita 696 Botol Miras Jenis CT Di KM Venecian
- Pesta Cap Tikus, 11 ABG Diamankan Patroli Polres Minut
- K2YD Polsek Kauditan, Tertibkan 48 Pelanggar Lalin Serta 4 Galon Cap Tikus
- Perda 7 Tahun 2006 Makan Korban, 16 Warga Sario Disidang
- Tangkal Obat PCC, Satresnarkoba Polres Minahasa Gelar Sidak Apotik dan Toko Obat
Kemudian pada pertengahan januari lalu Pemerintah Indonesia menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 2017 mengenai perubahan Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 2010 tentang pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara,” jelas Mesak dengan berapi api.
Dalam orasi yang disampaikan dengan semangat berkobar Ketua LMND Sulut, Satriano Pangkey, menegaskan kedaulatan negara kita harus diperhatikan jangan sampai dikalahkan oleh neokolonialisme.
“Kita laksanakan kegiatan ini untuk membuka mata rakyat bahwa kedaulatan negara saat ini sedang diinjak injak oleh kepentingan Freeport,” tegas Yano sapaan akrabnya.
Dalam aksi yang dilaksanakan serentak se Indonesia hari ini diprakarsai oleh LMND yang merupakan pemuda pejuang nasionalis yang bertekad menghentikan imperialisme di tanah air Indonesia ini.
Dengan aksi ini LMND menyatakan sikap untuk mendorong pemerintahan Jokowi – JK untuk:
- Jika menolak diinvestasi saham 51% yang cukup kompromis maka seruan kita adalah nasionalisasi atau angkat kaki dari Indonesia.
- Penerima harus tegas dan mengakhiri struktur ekonomi kolonial freeport serta mendorong pembangunan smelter
- Pemerintah harus tegas dan mengakhiri kerusakan ekologi dan sosial yang disebabkan oleh kegiatan pembangunan freeport yang mencemari tiga sungai besar yaitu: Agebagaimana Dihawagon, Otoman, Ajkwa.
- Hentikan perlakuan khsusus terhadap freeport dalam pemberian keringanan pajak.
- Prinsip pengelolaan kekayaan tambang freeport harus mengabdi pada demokrasi ekonomi, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal 33 UUD 1945. Disitu negara mengelola secara mandiri kekayaan alamnya dengan melibatkan pemerintah daerah, BUMN/BUMD dan usaha bersama rakyat semacam koperasi.
- Mendesak Kementerian keuangan, BUMN ESDM agar lebih berpihak pada kepentingan nasional bukan kepada freeport.
- Mendesak Jokowi JK agar menjalankan TRISAKTI dan Nawacita secara konsisten.
(Ferdian)
Baca Juga:
- Gubernur Olly Ajak Masyarakat Jaga Kelestarian Laut
- Bupati Panambunan Lepas Kontingen Porprov Minut
- Bupati Vonnie A Panambunan Rolling Pejabat Minut
- Juara Umum HUT RI ke 72 Lomba Tingkat Kecamatan, Desa Kaima Gelar Ibadah Syukur
- Rangkaian Kegiatan HUT ke-361 Desa Tumalutung, Ifone : Akan Dibuat Meriah
- 10 Kampung Endemik Jadi Sasaran Pekan Kelambu di Kecamatan Manganitu
- Pemilu Di Sangihe Bakal Tanpa Peserta, Pekan Pertama Belum Ada Parpol Mendaftar
- Diduga Jatuh Dari Pohon Pala, Anselmus Maili Ditemukan Tewas Di Kebun