SULUT- Dalam kemajuan tekhnologi maupun arus globalisasi saat ini sudah menghilangkan pembatasan dalam hal gender. Hal ini jelas disampaikan dalam kegiatan Advokasi dan Sosialisasi Gender dan Energi Baru Terbarukan, Rabu (23/8/17) Siang di Swiss Bell Hotel Manado.
Hadir dalam kegiatan tersebut Asisten Deputi Kesetaraan Gender bidang Infrastruktur Kementrian Pemberdayan Perempuan dan Perlindugan Anak (PPPA), Ratna Susianawati, SH, MH, Kasubdit Pengarusutamaan Gender Bappenas, Destri Handayani dan Narasumber Institut For Essential Service Reform/IESR , Muhammad Suhud. Mereka semua datang langsung dari Jakarta untuk memberikan materi dan informasi terkait konsep Kesetaraan Gender yang tertuang dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau SDGs (Suitanable Development Goals).
Dalam sambutan yang disampaikan oleh Ratna Susianawati, SH, MH, meminta maaf karena seharusnya akan hadir secara langsung Deputi Kesetaraan Gender KPPPA (Ir Agustina Erni, MSc) namun karena ada kepentingan mendesak maka Ratna hadir mewakili Deputi.
“Diharapkan Sulut dapat menjadi Window Show dalam perkembangan kesetaraan Gender di Indoensia. Hal ini sudah saya lihat dari kemajuan pembangunan yang ada di Sulut,” ungkap Retno yang mengaku sudah lama tidak mengunjungi Sulut.
Gubernur menyampaikan beberapa hal terkait kegiatan tersebut, dimana Sambutan doibawakan oleh Kadis PPPA Sulut Ir Mike Pangkong, MSi.
“Dengan terselengaranya kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman kita bersama tentang pentingnya perspektif gender dalam mengelola energi baru terbarukan (EBT) yang Adil dan berkelanjutan, serta menciptakan pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) yang baik” jelasnya.
Gender menjadi isu karena membawa berbagai kesenjangan dalam situasi laki laki dan perempuan di berbagai bidang yang berupa subordinasi, marginalisasi, peran ganda laki laki dan perempuan, kekerasan terhadap perempuan dapat terjadi ketidakadilan yang cenderung merugikan perempuan.
Kadis ESDM Sulut, Ir Bech A Tinungki, M.Eng yang turut hadir dalam kegiatan tersebut ikut memberikan informasi terkait isu isu terkini khususnya terkait bidang Energi. Dimana saat ini kita cenderung menggunakan energi fosil dimana energi itu tidak dapat terbarukan. Memang bila kita bicara masalah energi baru terbarukan ini merupakan hal baru yang jarang di dengar.
“Saat ini 3 isu utama nasional yaitu Pangan, Energi dan Air. Sehingga pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan Kedaulatan Pangan, Energi dan Air ini. Jadi 3 pokok isu ini yang memang menjadi isu nasional dimana energi hanya salah satu isu strategis saat ini dan menjadi persoalan besar yang harus kita carikan solusi,” jelas Tinungki dalam paparanya.
Terselenggaranya kegiatan ini diharapkan dapat memberikan konsep yang konstruktif terhadap proses pembangunan nasional maupun daerah yang berkeadilan dengan mengutamakan kesetaraan gender yakni adanya kesempatan yang sama antara laki laki dan perempuan dalam dalam setiap aktifitas atau kegiatan pembangunan disegala bidang tanpa terkecuali bidang sumber daya energi dan sumber daya mineral untuk mengelolah energi baru terbarukan (EBT) serta bidang tata ruang untuk dapat membuka ruang terbuka hijau yang tanggap gender dan ramah anak.
(Ferdian)