Cita Rasa Berbeda, Sate Ragey ART Juara Ragey Khas Minahasa

oleh -1209 Dilihat

MINUT- Sate mungkin telah menjadi salah satu kuliner khas Indonesia. Terbukti setiap ada promosi ke luar negeri nama sate selalu masuk dalam daftar makanan yang akan diperkenalkan ke masyarakat internasional. Makanan yang identik dengan tusukan ini memiliki keragaman jenis yang berbeda-beda di setiap daerah di Indonesia. Sebut saja Sate ayam khas Madura, Sate Lilit Bali, atau sate kambing khas Tegal. Di Sulawesi Utara terdapat sate khas bernama ragey, yaitu sate daging babi berukuran jumbo.

IMG-20170821-WA0003

DI Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Provinsi Sulut terdapat sejumlah tempat penjualan sate dan ragey. Ragey, makanan khas suku Minahasa yang terbuat dari daging babi yang dipotong berukuran besar ini terkenal cita rasa dan kelezatannya.

Di wilayah Desa Kolongan Tetempengan, Kecamatan Kalawat Minut, ada satu kios penjual sate dan ragey yang kini sedang booming dan selalu ramai dikunjungi pembeli, yakni Sate dan Ragey ART.

IMG-20170821-WA0004

Hal yang membuat sate dan Ragey ART berbeda adalah penggunaan kecap manis berkualitas dan irisan daun jeruk serta ramuan bumbu rempah-rempah khusus untuk satenya. Ukuran sate yang sengaja dipotong tipis-tipis, membuat proses pembakaran matang dengan baik dan lembut. Sementara Ragey, meski berukuran besar namun lembut ketika dimakan serta rasanya gurih.

Adalah Christian, pengelolah Kios Sate dan Ragey ART mengungkap rahasia kelezatan Sate dan Ragey ART serta racikan bumbunya.

“Baik daging Sate maupun Ragey, dibumbui dan diungkep semalaman sehingga rasanya menyerap ke seluruh daging,” ujar Christian.

Bagi penyuka rasa pedas, Christian biasanya menyediakan semangkuk sambal kecap dan dabu-dabu khas Minahasa.

Begitu disuapkan ke mulut, lidah langsung dapat merasakan cita rasa daging yang legit, rasa kecap yang manis lebih dibanding kecap pada umumnya. Bercampur rasa dengan irisan daun jeruk, manis kecap pun bertemu dengan rasa sedikit asam jeruk nipis, memberikan sensasi segar yang tak biasa di mulut.

Begitupun dengan ragey, terasa gurih dan ketika berpadu dengan dabu-dabu, langsung menambah selera makan karena sensasi pedasnya.

Christian mengaku, pada awalnya, Kios berukuran 2 x 2 meter ini dibuka untuk memenuhi kebutuhan makan sejumlah warga di kompleks perumahan di Desa Kolongan Tetempangan.

Namun seiring berjalannya waktu, belakangan semakin banyak pengunjung yang datang baik pejabat kepolisian, pemerintahan hingga kalangan jurnalis dan masyarakat di luar Desa Kolongan Tetempangan.

IMG-20170821-WA0001

Menurut Christian, Warung Sate dan Ragey ART ini bisa menghabiskan 10 Kg daging babi, hanya dalam tempo penjualan selama kurang lebih 5 jam.

Bagi penikmat sate dan ragey, tak ada ruginya untuk mencoba nikmatnya sate dan ragey ART. Kios ini biasanya dibuka pukul 17.00 Wita sampai 22.00 Wita, berposisi tepat di depan Alfamart Kolongan Tetempangan.

images

Harga yang ditawarkan pun cukup murah, dengan Harga pertusuk diantaranya Rp 4.000 untuk sate dan Rp 6.000 untuk Ragey. Adapun harga untuk perpaket, diantaraya satu paket sate  yang terdiri dari nasi, dan dua tusuk sate itu dibanderol Rp 14.000 dan, Rp 16.000 untuk satu paket Ragey yag terdiri dari nasi dan dua tusuk Ragey.

(Marvil)

 

Yuk! baca berita menarik lainnya dari SULUT AKTUAL di GOOGLE NEWS dan Saluran WHATSAPP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.