MINUT- Kasus pengeroyokan yang terjadi di Desa Pinilih jaga 1 Kecamatan Dimembe telah menimpa Ahmad Maniku alias Mate (48 tahun). Korban yang kesehariannya berprofesi sebagai petani dikeroyok oleh tiga pelaku yang berasal dari Desa Tatelu jaga IV Kecamatan Dimembe, yakni Rud (37 tahun), Roy (41 tahun) dan Ded (33 tahun), Minggu (19/2/2017) sore.
Adapun kronologis kejadiannya menurut keterangan saksi Ratuyani, menceritakan bahwa mulanya ketiga lelaki yaitu Rud, Ded dan Roy sedang berada di lapangan sepak bola di Desa Pinilih jaga I Kecamatan Dimembe. Seketika ketiganya melihat Andy Pangungpia (menantu korban) sedang berjalan di jalan raya dan tanpa sebab yang pasti ketiga pelaku tersebut lansung mengejarnya. Melihat dirinya dikejar oleh tiga orang, Andy lansung melarikan diri dan berhasil tiba dirumah mertuanya Ahmad Maniku yang kebetulan berada tak jauh dari lokasi pengejaran.
Lain halnya dengan pengakuan saksi Siti Aisyah Maniku (19tahun). Saat itu saksi sedang berada di lokasi kejadian, dia melihat ketiga pelaku sedang mencari mertua saksi, Aludin Pangumpia. Tak bertemu dengan orang yang dimaksud, lalu ketiga pelaku tersebut langsung menodong suami saksi, Andi pangunmpia, dengan menggunakan senjata tajam. Mendapat kesempatan baik, Andi berhasil melarikan diri dan menuju kerumah ayah mertuanya Ahmad Maniku dan melaporkan kejadian tersebut.
Selanjutnya Ahmad yang ditemani Andi menantunya pergi mencari ke tiga orang tersebut. Mereka bertemu di jalan raya dan perkelahian memakai senjata tajam tak terhindarkan.
Akibat dari kejadian tersebut Ahmad Maniku alias Mate mengalami luka robek di bagian kepala sebelah kanan, luka tikaman sebanyak dua lubang di bagian belakang dan luka robek di tangan sebelah kanan, dan saat ini berada di RS. Walanda Maramis dan akan di rujuk di RS.Prof. kandou Malalayang. Sedangkan pelaku pengeroyokan Roy mengalami luka robek di bagian perut dan kepala serta Rud mengalami luka dibagian belakang.
Pihak Kepolisian resor Minahasa Utara sedang menyelidiki kejadian tersebut dan membenarkan peristiwa pengeroyokan itu.
(Marvil Kembuan)