MANADO- Upacara adat Tulude masyarakat Kota Manado asal Nusa Utara dilaksanakan di kawasan Tugu Lilin, Kelurahan Wenang Utara, Kecamatan Wenang, Jumat (3/2/2017) malam tadi.
Pesta adat Tulude ini, merupakan salah satu agenda pariwisata Kota Manado dalam iven Pesona Manado 2017 yang dilaunching Kementerian Pariwisata Republik Indonesia di Jakarta 21 November 2016 lalu.
Meski diguyur hujan, namun tidak mengurangi antusias masyarakat asal Nusa Utara untuk mengikuti prosesi ritual adat Tulude. Diawali dengan upacara penyambutan penyematan topi adat poporong dan selendang.
Dengan mengenakan pakaian adat Nusa Utara berwarna kuning, Walikota Manado DR Ir GS Vicky Lumentut SH MSi DEA dan isteri Prof DR Ny Julyeta PA Lumentut Runtuwene MS DEA bersama Wakil Walikota Mor Dominus Bastiaan SE dan isteri Ny Imelda Bastiaan Markus memasuki lokasi Tulude.Puncak upacara Tulude ditandai dengan pemotongan kue Tamo yang merupakan simbol persatuan dan kebersamaan masyarakat Nusa Utara.
“Kue Tamo bermakna persatuan dan kebersamaan bagi masyarakat Nusa Utara. Disamping itu, dalam pemotongan kue Tamo yang terpenting ucapan-ucapan yang berisi doa-doa,” jelas Ketua Ikatan Kekeluargaan Indonesia Sangihe Sitaro dan Talaud (IKISST) Sulawesi Utara Drs Agus Tahendung.
Sementara itu, Walikota GSVL mengajak masyarakat Manado asal Nusa Utara untuk bersyukur memasuki tahun baru melalui pesta adat Tulude.
“Mudah-mudahan memasuki tahun baru ini, kita bisa meninggalkan yang jelek-jelek ditahun lalu dan semua yang baik-baik bisa kita lakukan,” tukas orang nomor satu di Manado itu.
Lanjut dikatakan, dirinya bersama Wawali Mor telah bertekad untuk melestarikan seni dan budaya di Kota Manado. Apalagi, Tulude telah ikut memperkaya budaya di Kota Manado.
“Mari kita jaga budaya kita, karena saya dan Pak Mor telah menyatakan tekad untuk melestarikan budaya yang banyak di Kota Manado, termasuk budaya dari Nusa Utara yang telah ikut memperkaya budaya Kota Manado,” tandas Walikota GSVL.
Terkait kalender pariwisata pesta adat Tulude, Walikota menyerahkan kepada IKISST untuk menentukan tanggal yang tepat untuk ditetapkan sebagai iven pariwisata tahunan Kota Manado.
“Kalau tanggal 3 Februari ini bisa kita sepakati untuk menjadikannya sebagai tanggal pelaksanaan Tulude di Kota Manado. Tetapi saya serahkan kepada IKISST untuk mendiskusikannya, apakah ada tanggal yang lain,” ujar Walikota GSVL.
Upacara pesta adat Tulude yang dilaksanakan di Tugu Lilin, menurut Walikota GSVL, memiliki makna yang besar. Karena, lilin melambangkan pengorbanan.
“Lilin ini melambangkan pengorbanan, dia rela hancur untuk menerangi sekeliling. Ini filosofi bagi kita semua. Mari kita jaga dan pelihara untuk kebersamaan kita di Kota Manado,” pungkas Walikota GSVL.
Acara yang dihadiri ribuan masyarakat dan tokoh adat Nusa Utara itu dihadiri Ketua DPRD Manado Nortje Van Bone, Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Kota Manado Drs Rum Dj Usulu, Ketua BKSAUA Manado Pdt Roy Lengong STh, Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Manado Drs Albert Wuysang, serta para pejabat Pemkot Manado.
(ebs)