Datangi DPRD, Puluhan Warga Kampung Beha Laporkan Kapitalaung

oleh -192 Dilihat
Ketua DPRD Sangihe Josephus Kakondo bersama Wakil Ketua DPRD masing-masing Ferdy Sondakh, Michael Thungari serta sejumlah anggota DPRD ketika mendengarkan keluhan masyarakat Kampung Beha Kecamatan Tabukan Utara, Kamis (02/07/2020).

TAHUNA– Puluhan warga Kampung Beha Kecamatan Tabukan Utara mendatangi Kantor DPRD, Kamis (02/07/2020). Diterimah Ketua DPRD Josephus Kakondo Wakil Ketua DPRD Ferdy Sondakh, Wakil Ketua DPRD Michael Thungari dan anggota DPRD masing-masing Demsy Sumendap, Fre John Sampakang, Ferdy Sinedu, Dickson Haling, Stevenson F Manoppo, Jamal Manoppo, Ruben Medea serta Yunita Harimisa.

Dalam kesempatan tersebut puluhan warga melaporkan keberadaan Kapitalaung Kampung Beha Amantu Salamate.

Tiga perwakilan masyarakat mengungkapkan berbagai keluhan mulai dari Bantuan Tunai Langsung (BLT) bagi yang terdampak Covid 19, perintisan dan pembuatan jalan Dana Desa Tahun Anggaran 2019 senilai Rp 203 Juta, Penyulingan Minyak Nilam tahun anggaran 2019 senilai Rp 90 juta serta bantuan bibit ikan nila Tahun Anggatan 2019 senilai Rp 17.5Juta.

“Jalan yang dibuat tidak sesuai harapan, penyulingan minyak nilam tidak jalan dan anggarannya tidak jelas, bantuan benih ikan yang dinilai tidak jelas hingga BLT yang pilih kasih”, ungkap 3 perwakilan pembicara masyarakat Kampung Beha dihadapan wakil rakyat.

Terpisah, Kapitalaung Kampung Beha Kecamatan Tabukan Utara Amantu Salamate ketika dihubungi sejumlah wartawan menyatakan bahwa setiap masyarakat punya hak membawah aspirasi ke lembaga rakyat.

“Tapi sangat disesalkan semua laporan atau keluhan sejumlah masyarakat tersebut justru bertolak belakang dengan fakta dan data di lapangan”, ungkap Salamate.

Salamate melanjutkan untuk pembangunan jalan disuarakan ke lembaga rakyat adalah senilai Rp 203 Juta tapi yang sebenarnya sesuai dengan APB kampung Beha TA 2019 adalah Rp 135 juta dan semua berkas kelengkapan Surat Pertangungjawab (SPJ) lengkap dan pekerjaan tuntas sesuai perencanaan.

“Anggaran Rp 135 juta tersebut nanti cair pada tahap ketiga sekitar bulan Desember tahun anggaran 2019. Karena waktu sudah mepet pekerjaan nanti dilakukan pada awal tahun anggaran 2020 dan pekerjaan tuntas serta SPJ nya lengkap”, ungkap Salamate.

Terkait penyulingan minyak nilam, anggaran senilai Rp 90 Juta sampai saat ini anggarannya masih tersimpan di kas Kampung.

“Sebab dalam kelompok penyulingan minyak nilam sudah terjadi kubua-kubuan. Saat diundang anggota kelompok pengelola minyak nilam untuk pelaksanaan rapat, hanya ketua kelompok saja yang datang. Sehingga dengan sendirinya kelompok ini membubarkan diri. Karena kondisi sudah mendesak, maka saat ini pengerjaan penyulingan minyak dilanjutkan oleh pemerintah kampung. Dan satu lagi kendala yang dihadapi terkat pengadaan tengki/ketel penyulingan itu diadakan dari Makassar, tapi oleh karena pandemi prosesnya sedikit terhambat tapi keuangannya masih utuh dan disimpan utuh di kas bendahara kampung”, ujar Salamate.

Ia juga menyatakan untuk benih atau bibit ikan air tawar nila sudah diberikan kepada penerima. “Dan perlua dicatat lagi bahwa pengadaan bibit atau benih nila sesuai APB Kampung Beha TA 2019 adalah Rp 10 juta dimana penerima, kami serahkan uang tunai dan mereka sendiri yang membelajakannya. Dan pemerintah Kampung sudah menerima laporan atau bukti pembelajaan benih ikan dimaksud”, imbuh Salamate sambil menambahkan bahwa penentuan penerima BLT adalah hasil keputusan dari Majelis Tua Kampung (MTK) bersama perangkat dan jelas diperuntukkan bagi masyarakat yang benar-benar terdampak.

(sam)

No More Posts Available.

No more pages to load.