Fung Permadi (berdiri) selaku Team Manager PB Djarum memberikan penjelasan terkait program ini.
MANADO-PB Djarum kembali menjaring atlet-atlet muda berbakat dari kawasan Indonesia Timur. Dengan menggelar Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018 di Kota Manado.
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin mengatakan, rangkaian seleksi akan digelar di GOR Arie Lasut Manado pada 5-7 Mei 2018.
Pendaftaran dapat dilakukan secara online melalui laman www.pbdjarum.org. Atau mendaftarkan diri secara langsung pada H-1 (sehari sebelum) Audisi Umum di GOR Arie Lasut.
Komitmen bersama menyukseskan audisi tahun ini. Masing-masing oleh Sekretaris Dinas Pemuda dan Olahraga Sulut Ir Ronny Siwi (paling kiri), Ketua Harian Pengprov PBSI Sulut Drs Roy Tumiwa MPd, Team Manager PB Djarum (kedua kanan), dan Ketua Tim Pencari Bakat PB Djarum Christian Hadinata (kedua kiri).
Dibagi dalam tiga kategori usia yaitu U-11 (usia 6-10), U-13 (usia 11-12), dan U-15 (usia 13-14 tahun).
“Setiap penyelenggaraan Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis, animo dan gairah masyarakat dari Kawasan Indonesia Timur selalu tinggi mengikuti program ini. Untuk itu, kami kembali hadir di Manado supaya memberi akses lebih mudah bagi atlet-atlet muda di kawasan Indonesia Timur dalam mengikuti proses seleksi ini,” tandas Yoppy, saat konferensi pers di Swissbel Hotel Manado, Rabu (4/4).
Team Manager PB Djarum Fung Permadi mengatakan, pihaknya optimis pada audisi umum di Manado tahun ini, akan menemukan pebulutangkis belia dengan kemampuan bagus. “Itu kemudian akan kami asah di PB Djarum,” sebut Permadi.
Suasana konferensi pers di Swissbel Hotel Manado, Rabu (4/4).
Ketua Tim Pencari Bakat PB Djarum Christian Hadinata menambahkan, penggunaan format tiga kategori usia untuk putra dan putri, diharapkan akan mempertajam audisi umum kali ini. Terutama untuk melihat kemampuan para pebulutangkis belia tersebut.
“Untuk hari pertama audisi, kami akan melakukan skrining bagi peserta terkait kemampuan teknik-teknik dasar bulutangkis. Dilanjutkan kompetisi dengan sistem gugur,” pungkas legenda bulutangkis Indonesia peraih tiga gelar juara All England masing-masing pada 1972, 1973, dan 1979 tersebut.
